BBPPMPV BMTI Luncurkan Produk Inovasi Ship Simulator

Jakarta, Ditjen Diksi - Berbagai karya inovasi tak pernah berhenti lahir dari vokasi.  Kali ini giliran  Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) BMTI yang meluncurkan produk inovasi terbarunya. Namanya Ship Simulator, sebuah alat perlengkapan simulasi untuk menjalankan kapal laut. Produk yang baru pertama kalinya dibuat di Indonesia ini diluncurkan pada 27 Mei 2022.  

 

Peluncuran Ship Simulator ini menghadirkan Direktur Jenderal Vokasi, Wikan Sakarinto, Sekretaris BPSDM Perhubungan Kemenhub Antoni Arif Priadi, dan perwakilan dari SMK Negeri 1 Mundu , Ijat  Danajat.

 

Kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid ini juga akan diikuti 500 peserta. Mereka berasal dari satuan kerja di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, SMK Kemaritiman, serta lembaga kursus dan pelatihan (LKP).

 

Kepala BBPPMPV Supriyono mengungkapkan, lahirnya inovasi ship simulator itu bermula dari rasa keprihatinannya terhadap mahalnya harga produk ship simulator kapal. “Harga satu unit ship simulator kapal bisa mencapai Rp4,7 miliar,” ujarnya.  

 

Mahalnya harga ship simulator kapal lantaran alat praktik siswa kemaritiman ini harus diimpor dari India, Rusia, dan Norwegia. “Belum ada yang buatan Indonesia,” ujar Supriyono.

 

Oleh karena itu, tidak banyak SMK kemaritiman yang memiliki alat tersebut.  “Padahal, sesuai dengan Peraturan Kementerian Perhubunan Nomor 70 Tahun 2013 mengharuskan lembaga pendiidikan yang memiliki jurusan kemaritiman itu wajib memiliki ship simulator,” ujar Supriyono.

 

Berangkat dari sanalah, Supriyono tergerak untuk membuat ship simulator kapal sendiri. “Di BBPPMPV BMTI ini kita memiliki SDM yang ahli dalam membuat rangka bangunan dan mengembangkan program yang sesuai untuk dipakai dalam sistem navigasi di ship simulator," kata Supriyono.

 

BBPPMPV BMTI juga menggandeng sejumlah SMK, politeknik, dan pihak industri di antaranya SMK Negeri 1 Mundu Kabupaten Cirebon dan Politeknik Kemaritiman Semarang. “Untuk pengerjaannya kita juga melibatkan siswa SMK 1 Cimahi,” kata Supriyono

 

Menurut Supriyono, pembangunan dan pengembangan ship simulator dimulai pada Juli 2021 lalu. Sebelumnya, ia juga melakukan riset, membuat perencanaan, dan studi banding ke sejumlah sekolah kemaritiman yang memiliki ship similator.  “Kita  pelajari dan diskusi dengan ahli kemaritiman,” katanya.

 

Pembangunan ship simulator yang dilaksanakan di area Kerja Kayu, Gedung Program Keahlian Teknik Sipil dan Perencanaan BBPPMPV BMTI, itu  membutuhkan waktu satu bulan untuk menyelesaikan rangka dan 10 bulan untuk mengembangkan sistem navigasinya.

 

Menurut Supriyanto, ship simulator kapal ini telah melewati berbagai peninjauan dari tim ahli dan secara terus-menerus dilakukan pembaruan sistem agar layak digunakan sebagai alat praktik siswa SMK dengan program keahlian kemaritiman.  

 

“Kondisi cuaca yang ada di ship simulator 99 persen menyerupai kondisi realtime pelabuhan yang bisa dipilih dalam sistem,” ujar Supriyanto mengenalkan produk inovasinya.

 

Sebelum peluncuran, ship simulator buatan BBPPMPV BMTI juga sudah diproses oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dan telah tersedia di e-catalog sehingga dapat dipesan oleh stakeholder.

 

Menurut Supriyanto, untuk memproduksi ship simulator kapal ini, pihaknya juga menggandeng sejumlah industri untuk pembiayaannya. “Karena biaya produksinya mahal, kami akan memproduksi sesuai pesanan,” katanya.

 

Supriyanto optimistis, produk ship simulator buatan siswa vokasi ini akan laris manis  di pasaran, bersanding dengan produk serupa dari India, Rusia, dan Norwegia. Apalagi, harga yang ditawarkan juga lebih murah dari produk impor tersebut. “Harga satu unit ship simulator kapal bervariasi, mulai dari Rp90-180 juta,” katanya.

 

Supriyanto juga berharap, para stakeholder mendukung program Bangga Buatan Indoensia. “Kami berharap ship simulator kapa ini cepat diproduksi masal sehinga  dapat membantu sekolah kemaritiman memiliki alat praktik siswa  tersebut dengan harga yang terjangkau,” katanya. (Diksi/Bam/AP/NA