Bantu Ketahanan Pangan, SMKN 2 Mimika Penuhi Kebutuhan Telur dan Ayam Potong

Bantu Ketahanan Pangan, SMKN 2 Mimika Penuhi Kebutuhan Telur dan Ayam Potong

Mimika, Ditjen Vokasi – Pangan ialah segala sesuatu yang bersumber dari hayati maupun hewani, baik yang diolah atau pun tidak diolah. Pangan berperan sangat penting untuk kehidupan suatu bangsa.

Ketersediaan pangan ialah kondisi tersedianya pangan hasil produksi dalam negeri dan cadangan nasional, serta impor apabila kedua sumber tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan.

Apabila ketersediaan pangan sudah terpenuhi maka ketahanan pangan akan aman. Dengan merujuk pada Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012, ketahanan pangan ialah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau, serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, dan produktif secara berkelanjutan.

Berdasar data pada Global Food Security Index (GFSI), skor indeks ketahanan pangan Indonesia pada tahun 2021 berada pada level 59,2.

Oleh karena itu, semua pihak ikut bertanggung jawab atas ketersediaan pangan. Kepala SMKN 2 Mimika, Slamet Dwiyono, mengungkapkan bahwa SMKN 2 Mimika berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam menyediakan produk bahan pangan melalui kegiatan teaching factory.

“Praktik baik dari SMK PK yang dilakukan di SMKN 2 Mimika. Kami berusaha untuk menghasilkan produk yang bermanfaat, khususnya untuk meningkatkan ketahanan pangan di Mimika,” ujar Slamet.


Teaching Factory

SMKN 2 Mimika merupakan salah satu penerima program SMK Pusat Keunggulan (PK) yang terletak di Kabupaten Mimika, Papua. Sekolah ini memiliki 4 (empat) kompetensi keahlian, dengan Jurusan Ternak Unggas yang menjadi kompetensi unggulan. Berkat adanya  program SMK Pusat Keunggulan, SMKN 2 Mimika terdorong untuk terus berinovasi melalui kegiatan teaching factory

Kepala SMKN 2 Mimika, Slamet Dwiyono, menerangkan bahwa setelah dijadikan sebagai SMK PK, sangat membantu meningkatkan kualitas sekolah hingga SMKN 2 Mimika bisa memiliki produk.

“Adanya PK dari tahun 2021 itu dapat menggerakkan semua lini dan kami pun akhirnya punya produk sendiri,” tutur Slamet.

Melalui kegiatan teaching factory, SMKN 2 Mimika ini berhasil membuat kandang untuk ayam petelur dan ayam potong dengan sistem close house. Kandang dengan sistem ini merupakan sesuatu yang baru di daerah Mimika. Kelebihan dari kandang ini yakni jumlah kapasitas yang ditampung jauh lebih banyak yakni 2-3 kali dari kandang open house. Ayam juga lebih terjaga dari gangguan luar, baik fisik dan cuaca. Temperatur bisa diatur sesuai kebutuhan hidup ayam. Ayam juga terhindar dari polusi dan serangan penyakit sehingga ayam yang dihasilkan lebih berkualitas dan kandang ini juga menjadikan penggunaan pakan jadi lebih efisien. 


Proses Produksi

Selain kandang, SMKN 2 Mimika juga menghasilkan telur ayam dan ayam potong. Kedua produk ini merupakan hasil dari Jurusan Ternak Unggas. 

Proses produksi ini dimulai dari pemesanan Day Old Chick (DOC) atau anak ayam yang berumur satu hari. SMKN 2 Mimika biasa memesan dari Makassar untuk ayam petelur, sedangkan untuk ayam pedaging didatangkan dari Jayapura. Koordinator Ternak Unggas SMKN 2 Mimika, Jeanne, menyampaikan bahwa DOC dipesan dari luar karena di daerah Mimika tidak ada hatchery atau mesin penetas. 

“Di sini belum ada hatchery jadi kita harus pesan dari luar,” tutur Jeanne.

Setelah DOC sampai di sekolah kemudian beralih ke tahap chick in atau memasukkan DOC ke dalam kandang. Selanjutnya adalah tahap pemeliharaan, di mana siswa sebagai pelaksana dan guru sebagai pendamping.

Dalam satu tahun SMKN 2 Mimika bisa 4 kali memproduksi ayam pedaging. Ayam petelur diproduksi setiap 18 bulan. Biasanya dalam sekali panen, SMKN 2 Mimika bisa menghasilkan 800 sampai 1.300 ekor. Telur yang dihasilkan per hari mencapai 400 butir. 


Penyedia Bahan Pangan

Hasil panen kemudian dipasarkan secara langsung dan via media sosial. Konsumen yang biasa membeli yakni masyarakat sekitar sekolah, sekolah lain, perhutani, dan penjual yang berdagang di pasar. 

“Bisa dikatakan kami ini menjadi distributor kecil-kecilan sebagai penyedia bahan pangan, khususnya telur dan ayam potong,” ujar Slamet.

Harga satu kg telur dipatok mulai dari 50 ribu menyesuaikan besar kecilnya telur, karena SMKN 2 Mimika menyediakan tiga versi telur. Adapun untuk harga, ayam potong bersih dibanderol dengan harga sekitar 55 ribu/kg. Selain menyediakan ayam potong dan telur, SMKN 2 Mimika juga menyediakan ayam hidup yang dihargai kisaran 50 ribu.

“Dalam kegiatan ini kami tidak memikirkan untung yang begitu besar. Inti dari kegiatan ini yakni anak-anak bisa beraktivitas dan produksi bisa terus berjalan,” pungkas Slamet.

Slamet mengungkapkan bahwa produksi telur dan daging ayam membantu pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pangan di daerah Papua, khususnya Kabupaten Mimika. SMKN 2 Mimika juga memberikan pengimbasan yang bermanfaat untuk masyarakat dengan menyediakan bahan pangan pokok. 

Masyarakat pun merasa terbantu dengan hasil peternakan yang dihasilkan oleh SMKN 2 Mimika. Hal ini karena masyarakat tidak perlu menempuh jarak yang cukup jauh hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka. Hal ini didukung oleh pernyataan Ivone, salah satu konsumen telur dan daging ayam dari SMKN 2 Mimika.

“Sangat terbantu karena adanya produk dari sekolah. Ini membantu kami dalam pemenuhan lauk sehari-hari,” ujar Ivone. (Aya/Adi Sutrisno)