Bantu Kembangkan UMKM Lokal, SMKN 4 Kupang Produksi Mesin Pengering Kelor

Bantu Kembangkan UMKM Lokal, SMKN 4 Kupang Produksi Mesin Pengering Kelor

Kupang, Ditjen Vokasi – Ada banyak cara yang dilakukan dalam  meningkatkan perekonomian masyarakat, salah satunya adalah dengan mengembangkan program usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). 


Saat ini perkembangan UMKM di Indonesia cukup masif. Ada banyak jenis UMKM yang dijalankan oleh masyarakat, misalnya UMKM pengelolaan kelor di Nusa Tenggara Timur (NTT). Tahukah kalian tentang kelor? Kelor adalah salah satu jenis tumbuhan yang banyak tumbuh di wilayah tropis Asia. Daunnya yang berwarna hijau berbentuk bulat-bulat kecil ini memiliki sejuta manfaat yang baik untuk tubuh manusia. Kandungan antioksidannya yang tinggi berfungsi untuk mencegah berbagai macam penyakit seperti kanker dan mencegah terjadinya stunting.


Perkembangan UMKM pengelolaan kelor di NTT cukup tinggi. Hal ini salah satunya dilatarbelakangi oleh program kelorisasi yang digaungkan oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat. Program ini dicanangkan sebagai salah satu solusi untuk menurunkan angka stunting di NTT.


Kebutuhan serbuk kelor yang cukup tinggi menuntut pelaku UMKM untuk bekerja cepat agar bisa memenuhi permintaan pasar. Oleh karena itu, untuk membantu para pelaku UMKM, SMKN 4 Kupang membuat alat pengering kelor. 


Pada tahun 2022, SMKN 4 Kupang memulai produksi mesin ini untuk pertama kali. Mesin pengering kelor ini dibuat oleh siswa Jurusan Desain Interior dan Teknik Furniture.



Salah satu fungsi dari alat ini ialah untuk mengeringkan daun kelor sebelum diproses menjadi serbuk. Keberadaan alat ini tentunya sangat membantu para pelaku UMKM dalam mengefisienkan waktu proses produksi.


“Salah satu tujuan dari pembuatan mesin ini selain untuk membantu UMKM juga untuk meningkatkan kompetensi siswa. Oleh karenanya, kita dari SMKN 4 Kupang bekerja sama dengan CV Daun Kelor untuk memproduksi mesin ini,” ucap Semi Ndolu, Kepala SMKN 4 Kupang.


Satu mesin pengering kelor dibuat oleh 3—4 siswa dalam waktu satu hari. Pembuatan mesin ini dimulai dari proses desain, pembuatan rangka, pembuatan instalasi elektrikal, dan membuat penutup mesin.


Saat ini, SMKN 4 Kupang telah memproduksi lebih dari 50 unit mesin pengering kelor. Produk ini dibeli oleh pengusaha kelor lokal dengan kisaran harga mulai dari 1.500.000.


Kesan Pelaku UMKM


Adanya inovasi produk dari SMKN 4 Kupang disambut baik oleh pelaku UMKM daun kelor NTT. Sebelum adanya inovasi mesin dari SMKN 4 Kupang, proses pengeringan hanya mengandalkan sinar matahari dan memakan waktu cukup lama. Setelah adanya mesin ini daun kelor basah bisa dengan mudah dikeringkan sehingga proses pengolahan daun kelor menjadi lebih cepat.


Menurut Kiky Nurizky Ekaputra Krisnadi, CEO CV Dapur Kelor, setiap bulannya ada 36 ton daun kelor basah yang diserap dari petani lokal yang membudidayakan pohon kelor. 



“Dalam pengelolaan daun kelor ini melibatkan banyak pihak, mulai dari petani dan pelaku UMKM sehingga adanya mesin pengering kelor karya SMKN 4 Kupang sangat membantu kami dalam menyediakan olahan kelor untuk masyarakat. Roda perekonomian kami pun terus berputar karena kan petani terus mengirim daun kelor kering ke pelaku UMKM untuk diolah hingga menjadi produk jadi,” ucap Krisnadi.


Menumbuhkan Sikap Wirausaha 


Selain untuk meningkatkan kompetensi siswa dan membantu meningkatkan produksi UMKM lokal, pembuatan produk ini sekaligus untuk menanamkan jiwa wirausaha pada siswa. 


“Dari proses ini, anak-anak bisa belajar berwirausaha sekaligus membantu petani di NTT. Kenapa kok belajar berwirausaha? Karena dengan mereka terlibat dalam pembuatan mesin ini, anak-anak bisa melirik kelor dan melihatnya sebagai sebuah peluang usaha yang baik untuk dikembangkan ke depan. Harapannya dengan mereka melihat peluang ini akan menumbuhkan minat mereka untuk berwirausaha,” ucap Semi.



Sementara itu, Martino Rihi siswa Jurusan Desain Interior dan Furniture menuturkan bahwa adanya kegiatan proses produksi mesin pengering kelor memberikan pengalaman tersendiri untuknya dan teman-temannya.


“Sangat senang karena ini sebuah inovasi di NTT yang dibuat oleh kita dan bisa bermanfaat untuk masyarakat NTT. Adanya kegiatan ini pun membuat saya khususnya menjadi lebih berpikir secara luas untuk  menghasilkan inovasi-inovasi yang bisa bermanfaat untuk sekitar. Semoga dengan adanya mesin yang kami buat ini bisa memberikan manfaat dan dampaknya bisa menyebar ke seluruh NTT demi kesejahteraan masyarakat NTT,” ucap Martino. (Aya/Cecep)