Bantu Budi Daya Maggot, Politeknik Caltex Riau Buat Mesin Pencacah Sampah Organik
Pekanbaru, Ditjen Vokasi - Budi daya maggot saat ini tengah populer di masyarakat. Oleh karena itu, tim Program Studi Teknik Mesin dari Politeknik Caltex Riau (PCR), merancang teknologi mesin pencacah sampah organik untuk meningkatkan produksi budi daya maggot.
Sebagaimana diketahui, maggot merupakan jenis lalat yang memiliki kemampuan untuk mengurai sampah organik. Dalam perkembangannya, maggot banyak dibudidayakan karena tidak hanya menjadi solusi persoalan sampah, tetapi juga untuk sejumlah kegunaan lainya, termasuk untuk pakan ternak atau pakan ikan.
Teknologi pencacah sampah yang dirancang oleh dosen dan mahasiswa PCR ini sendiri saat ini telah dimanfaatkan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat Rimbo Panjang (KSM Rimbo Panjang). Kelompok ini dikenal sebagai salah satu kelompok masyarakat yang giat melakukan budi daya maggot.
Penyerahan sekaligus transfer teknologi mesin pencacah sampah sudah dilakukan beberapa waktu lalu yang dibarengi dengan kegiatan workshop teknologi pencacah sampah ini.
Roni Novison selaku dosen Teknik Mesin Politeknik Caltex Riau sekaligus ketua tim mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan selain untuk memenuhi kewajiban tridarma perguruan tinggi. Pengembangan alat pencacah ini juga sebagai bentuk kepedulian Politeknik Caltek Riau dalam rangka pengelolaan sampah di masyarakat.
“Kegiatan ini juga melibatkan beberapa mahasiswa Teknik Mesin sebagai sarana pembelajaran untuk meningkatkan kepedulian mahasiswa terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat,” kata Roni Novison.
Selain Roni, dosen lain yang terlibat antara lain Amnur Akhyan dan Nurcahya Nugraha. Keduanya merupakan dosen Teknik Mesin, Politeknik Caltex Riau.
Menurut Roni Novison, permasalahan yang terjadi di KSM Rimbo Panjang adalah proses pengolahan sampah sayuran dan buah yang dijadikan sebagai pakan maggot masih dilakukan secara konvensional. Mereka masih menggunakan tenaga manusia sehingga hasil cacahan yang dihasilkan tidak halus dan seragam.
“Hal inilah yang menjadi kendala di KSM Rimbo Panjang, di mana untuk menaikkan produksi maggot dibutuhkan pakan yang lebih halus,” tambah Roni Novison.
Oleh karena itu, Teknik Mesin Politeknik Caltex Riau sebagai salah satu program studi yang berfokus pada perancangan dan pengembangan mesin-mesin penunjang pertanian dan industri merancang sebuah mesin pencacah sampah organik dengan metode rotari. Alat tersebut berfungsi untuk menghancurkan sampah organik menjadi potongan-potongan kecil dan halus yang dapat dimanfaatkan sebagai media pakan untuk budidaya maggot.
Lebih lanjut, Roni Novison menjelaskan bahwa mesin pencacah sampah organik yang dirancang memiliki dimensi: 80 cm x 60 cm x 100 cm, kapasitas: 100 kg/jam, daya: 5,5 HP, jumlah pisau: 4 buah, bahan pisau: baja karbon, bahan rangka: besi UNP50, sistem penggerak: motor engine, sistem transmisi: sabuk dan puli, dan sistem pengumpanan: manual dan sistem pengeluaran corong.
“Teknologi ini merupakan bentuk nyata peran institusi pendidikan sebagai pemecahan masalah di bidang keteknikan dan kepedulian terkait isu isu lingkungan,” tambah Roni.
Sementara itu, Yuli selaku perwakilan KSM Rimbo Panjang sangat berterima kasih atas diselenggarakannya program pengabdian masyarakat ini dan berharap dapat berlanjut di tahun-tahun berikutnya. Ia pun menambahkan bahwa terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan kerjasama ke depannya antara KSM Rimbo Panjang dan Teknik Mesin Politeknik Caltex Riau, seperti pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel dan produksi sabun. (PCR/Nan/Cecep)