Bantu Anak Berkebutuhan Khusus, Alumnus Program PKW Ajarkan Makeup kepada Murid SLB

Bantu Anak Berkebutuhan Khusus, Alumnus Program PKW Ajarkan Makeup kepada Murid SLB

Bandung, Ditjen Vokasi - Langkah inisiatif kembali hadir dari para alumni program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) yang memberikan pelatihan makeup kepada para murid Sekolah Luar Biasa (SLB). Dari kelompok rintisan usaha Squadalliance Beauty, Putri Aviska Dewi, alumnus program PKW 2023 Lembaga Kursus dan Pelatihan LKP) Karya Jelita Bandung, bekerja sama dengan SLB Chahya Putra. 


Bagi Putri, kerja sama tersebut tidak mungkin terjalin tanpa adanya kompetensi keahlian makeup yang ia ikuti di program PKW. Hal ini juga menjadi bukti bahwa tidak hanya sukses merintis usaha, Putri juga ingin bermanfaat untuk masyarakat sekitar. 


“Selain membuka rintisan usaha makeup, saya juga mengajar di SLB tersebut untuk perayaan pelepasan dan kenaikan kelas murid,” ungkap Putri.


Sebelumnya, Putri belajar makeup dari nol di LKP Karya Jelita melalui program PKW. Walaupun begitu, keahliannya pun bertambah dengan cepat karena ia giat berlatih. Selama pelatihan PKW, LKP Karya Jelita juga memfasilitasi pembelajaran berbasis projek atau project based learning (PBL) di Wedding Organizer (WO) dengan membiarkan peserta PKW untuk magang di galeri-galeri makeup artist (MUA). 


Dari kegigihan dan ketelatenan Putri, keterampilan makeup yang ia  punya membawanya kepada peluang-peluang baru. Salah satunya adalah bekerja di SLB Chahya Putra. 



Putri menjelaskan, “Saya mengajarkan makeup kepada murid SLB, mengajarkan lengser, tarian tradisional dan modern dan juga mengajarkan bagaimana cara membuat dekorasi untuk pentas seni dan perayaan perpisahan.”


Kenalkan Pendidikan Vokasi kepada Murid Kebutuhan Khusus 

Mengajar di SLB juga menjadi cara Putri untuk memperkenalkan pendidikan vokasi kepada murid berkebutuhan khusus. Melalui kursus tata rias tersebut, Putri dapat menyalurkannya kembali ilmu yang sudah ia pelajari. 


“Mereka ternyata anak-anaknya luar biasa semangat sekali. Itulah yang jadi motivasi saya mengajar rias dan seni kepada mereka,” ungkap Putri.


Gadis yang sebelumnya belum mendapatkan pekerjaan tersebut memang sudah memiliki ketertarikan di dunia pendidikan. Ia juga percaya bahwa setiap orang, terlepas dari keterbatasan mereka, memiliki hak untuk belajar dan mengembangkan diri. 


Menurut Putri, pendidikan vokasi dapat menjadi cara yang nyaman bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk mempunyai keterampilan hidup. Sebagai contoh, anak yang tuna wicara bisa mempelajari makeup dan dari situlah ia bisa menaikan derajat hidupnya. 



Putri menyampaikan, “Meskipun ada tantangan tersendiri dalam mengajar di SLB, setiap kemajuan yang mereka capai memberikan kebahagiaan tersendiri bagi saya.”


Tak hanya senang mengajar, Putri pun membuka jasa MUA untuk graduation, bridesmaid, dan prewedding di sela-sela kesibukannya mengajar di SLB. Dari usaha bersama temannya tersebut, ia sudah bisa mendapatkan omzet kurang lebih Rp2—5 juta per bulan. 


Sebagai informasi, program PKW merupakan program prioritas Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menghadirkan wirausahawan muda di berbagai bidang keterampilan. Program ini menjadi upaya dalam menekan angka pengangguran di Indonesia. (Zia/Cecep)