Bank Indonesia Gandeng Polinela untuk Mendorong Digital Farming Bagi Petani Binaannya
Lampung, Ditjen Vokasi - Dalam rangka mendorong digitalisasi pelaku usaha pertanian, Bank Indonesia menggandeng Politeknik Negeri Lampung (Polinela) untuk mengimplementasikan program digital farming hulu dan hilir bagi Bumdes/Gapoktan Cluster Binaan Bank Indonesia di Kabupaten Pringsewu, Lampung Tengah, dan Lampung Selatan.
Implementasi program akan dilakukan oleh Tim Teaching Factory (Tefa) Polinela Software Engineering (PoliSE) Prodi Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak (TRPL), Jurusan Teknologi Informasi (JTI), Polinela. Sebagai langkah nyata, baik Polinela maupun Bank Indonesia telah melaksanakan agenda rapat koordinasi awal sekaligus serah terima surat perintah kerja (SPK) dari Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah (KpW) Provinsi Lampung.
Sebagai informasi, program digital farming merupakan upaya Bank Indonesia untuk mendorong digitalisasi para pelaku usaha pertanian melalui digital farming (e-farming) dari sektor hulu ke hilir. Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan strategis khususnya di wilayah Provinsi Lampung.
Digital farming hulu memungkinkan petani memonitor komoditas pertanian sehingga hasil produksinya diharapkan akan maksimal. Sementara itu, digital farming hilir memberikan kemampuan kepada petani agar dapat mempromosikan dan menjual hasil maupun olahan pangan dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Direktur Tefa PoliSE, Dani Rofianto, mengatakan bahwa Prodi TRPL melalui Tefa PoliSE mendapatkan kepercayaan dari Bank Indonesia KpW Lampung untuk melaksanakan program digital farming hilir melalui proses tahapan seleksi yang telah dilaksanakan pada akhir bulan April 2024.
“Pada tanggal 10/06/2024 Prodi TRPL menerima mandat tugas secara resmi setelah menerima SPK di Kantor KpW BI Provinsi Lampung,” kata Dani.
Cluster binaan objek pendampingan digital farming hilir sendiri merupakan Koperasi Bina Mandiri Jawa (Cluster Cabai) Kabupaten Pringsewu dengan total anggota 250 petani, Kogasera (cluster bawang merah) Kabupaten Lampung Tengah dengan total anggota 400 petani, dan Gapoktan cluster cabai Kabupaten Lampung Timur dengan total anggota 300 petani.
Dani Rofianto juga menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan program ini akan dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, di mulai pada Juni dan akan berakhir di Oktober mendatang. Sementara untuk menyukseskan kegiatan ini, Tefa PoliSE akan membentuk tim yang terdiri atas unsur praktisi, dosen, dan mahasiswa.
“Program akan dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahapan, yang pertama adalah profiling cluster, edukasi, dan pendampingan,” tambah Dani.
Program digital farming hilir ini sendiri merupakan program kerja sama bersama mitra yang ketiga kalinya bagi Tefa PoliSE, di mana tahun 2023, Prodi TRPL melalui Tefa PoliSE juga dipercaya sebagai pelaksana program onboarding UMKM Lampung Bank Indonesia tahun 2023 dan digitalisasi penyuluh pertanian oleh Dinas Ketahanan Pangan, Hortikultura dan Tanaman Pangan (KPHTP) Provinsi Lampung tahun 2023.
Koordinator Program Studi TRPL, Oki Arifin, menyambut baik kepercayaan yang telah diberikan oleh Bank Indonesia kepada Tefa PoliSE. Kegiatan seperti ini akan menjadi praktik baik bagi Prodi TRPL dan bagi Jurusan Teknologi Informasi dalam rangka menerapkan ilmu pengetahuan terapan kepada stakeholder atau masyarakat di Provinsi Lampung. Kegiatan seperti ini juga akan sangat bermanfaatkan bagi Prodi dalam rangka menunjang penelitian dan pengabdian masyarakat bagi dosen dan mahasiswa. (Polije/Nan/Cecep)