Anti Lengket, Inovasi Hot Balsam Stik Mahasiswa Polsub Mampu Buat Tubuh Rileks dan Kulit Halus

Anti Lengket, Inovasi Hot Balsam Stik Mahasiswa Polsub Mampu Buat Tubuh Rileks dan Kulit Halus

Subang, Ditjen Vokasi - Balsam kerap digunakan masyarakat Indonesia untuk mengatasi nyeri otot. Akan tetapi, pengguna balsam kerap mengeluhkan tangan mereka yang lengket serta rasa panas saat membalurkan balsam ke area yang nyeri.


Berangkat dari permasalahan tersebut, tim mahasiswa Politeknik Negeri Subang (Polsub) berinovasi meracik bahan-bahan herbal untuk membuat balsam stik yang diberi nama Hot Balsam Stik atau Hot BATIK. Produk yang dibuat oleh para mahasiswa dari Program Studi D-3 Agroindustri, Jurusan Pertanian ini diklaim anti lengket dan bisa menjadi aromaterapi karena mengandung ekstrak minyak sereh dapur dan peppermint.


“Hot BATIK ini tidak lengket, bisa meredakan nyeri otot dan sendi, seperti nyeri akibat memar, keseleo, ataupun nyeri otot pada punggung,” kata Helen Kristina Putri, salah satu mahasiswi peracik Hot BATIK.


Tidak hanya mampu mengatasi nyeri otot, Hot BATIK juga dapat menghangatkan serta menenangkan dengan aroma yang menyegarkan sehingga pas untuk relaksasi.


Dalam pembuatannya, Helen bersama timnya menggunakan formulasi berupa beeswax 15 gram, minyak zaitun 10 ml, lemongrass oil 5 ml, minyak gandapura 8 ml, serta peppermint 4 ml. Dengan bahan-bahan tersebut, mereka bisa berinovasi untuk memproduksi produk kesehatan berupa balsam yang berbentuk padat, berwarna kuning, serta dengan aroma khas sereh dan peppermint. 


“Inovasi Hot BATIK herbal bertujuan untuk mengatasi permasalahan penggunaan balsam oles yang biasanya lengket di tangan sehingga penggunaan BATIK ini lebih mudah dan tidak lengket di tangan,” tambah mahasiswi semester lima tersebut.


Bahkan, tim pembuat Hot BATIK yang beranggotakan Ardiansyah Efendi, Cica Putri Riyadi, Depi Apriati, Fariz Ashshiddiqi, Helen Kristina Putri, dan Shifa Shadyah tersebut juga mengungkapkan bahwa produk mereka tidak hanya untuk meredakan nyeri otot, tetapi juga bisa melembutkan kulit dan memberikan sensasi segar dan rileks.


“Dengan aroma khas dari Hot BATIK, yaitu aroma sereh dapur dan peppermint, dampaknya bisa membuat badan kita lebih segar,” kata Depi Aprianti, teman sekelas Helen.


Selain itu, Hot BATIK yang diproduksi hasil pembelajaran berbasis produk atau project based learning (PBL) Mata Kuliah Teknologi Lemak Minyak ini memiliki berat bersih sebesar 5 gram sehingga mudah dibawa dan digunakan kapan saja sesuai kebutuhan. 


“Dengan kemasan ini, penggunaan Hot BATIK semakin elegan dan juga kekinian yang praktis untuk dioleskan, serta bisa digunakan oleh siapa saja,” tambah Depi.


Hal itu juga dibenarkan oleh Nurul Mukminah, salah satu dosen pembimbing mereka. Nurul menjelaskan bahwa Hot BATIK tersebut bisa memberikan efek aromaterapi yang ditandai dengan aroma menyegarkan saat dihirup.


“Hot BATIK ini juga bisa memberikan sensasi hangat dan tidak menimbulkan reaksi iritasi, baik kemerahan ataupun pembengkakan pada bagian kulit yang dioleskan,” terang Nurul.


Ketua Jurusan Pertanian, Polsub, Irna Dwi Destiana, juga menuturkan bahwa proses pembuatan BATIK tersebut telah dilakukan melalui beberapa tahapan mulai dari penimbangan dan pengukuran bahan baku, pemanasan, pencampuran, pencetakan, hingga pengemasan. 


“Semua proses yang dilakukan di mata kuliah ini dilakukan di laboratorium di Jurusan Pertanian. Kami harap dengan inovasi ini bisa memberikan dampak positif, khususnya bagi siapa pun yang sering menggunakan balsam untuk meredakan nyeri otot," harap dosen yang juga menjadi pengampu Mata Kuliah Teknologi Lemak Minyak tersebut. (Polsub/Nan/Cecep)