Alumnus Polinema Ini Berhasil Berdayakan Masyarakat dengan Olahan dari Kulit Ari Kedelai

Alumnus Polinema Ini Berhasil Berdayakan Masyarakat dengan Olahan dari Kulit Ari Kedelai

Malang, Ditjen Vokasi - Sebagai hasil sampingan dalam proses pengolahan tempe, kulit ari kedelai kerap menjadi limbah yang dibuang begitu saja. Akan tetapi, di tangan Salamatul Hifdiyah, bersama 2 Co-founder lain yakni Prasasti Valentina Gustama, dan Syayyidah Fatimatuz Zahro, kulit ari kedelai justru dibuat menjadi aneka produk dengan nama merek Go SOYA, salah satu yang terbaru adalah sabun mandi. 


Salamatul Hifdiyah atau yang kerap disapa Salma merupakan alumnus Program Studi (Prodi) D-4 Jaringan Telekomunikasi Digital, Jurusan Teknik Elektro, sementara Prasasti Valentina Gustama merupakan alumnus D-3 Teknik Kimia, dan Syayyidah Fatimatuz Zahro alumnus D-4 Teknologi Kimia. Ketiganya merupakan lulusan Politeknik Negeri Malang (POLINEMA), Jawa Timur Sebagai merek dagang, Go SOYA sendiri sudah mulai dirintis Salma sejak ia masih berstatus sebagai mahasiswa yang aktif melalui program kewirausahaan di Polinema.


"Awal 2024 ini muncul ide untuk membuat inovasi non pangan berupa sabun mandi," kata Salma. 


Menurut Salma, pengembangan sabun sebagai inovasi non pangan dilakukan karena selama ini inovasi GO SOYA banyak berfokus pada produk pangan. Dengsn demikian, masa simpan beberapa produk menjadi terbatas. 


"Lalu setelah diskusi dengan mitra, didapatkan kesepakatan untuk membuat Sabun dari limbah kulit ari kedelai yang memang belum ada dan belum pernah terpikirkan sebelumnya," kata Salma. 




Pemilihan sabun, lanjut Salma, karena jika dilihat kandungan kulit ari kedelai juga sangat baik untuk sabun. Selain itu, inovasi ini juga didukung dengan anggota GO SOYA yang juga merupakan alumni Teknik Kimia sehingga secara keilmuan memadai. 


"Alhamdulilahnya, respons masyarakat juga sangat baik dan terus kooperatif serta mendukung keberlanjutan program GO SOYA di Kampung Industri Tempe Sanan, Malang sehingga kami lebih mudah untuk mengembangkan berbagai inovasi," kata Salma menambahkan. 


Sebelumnya, GO SOYA yang awalnya membuat produk tepung dari kulit ari kedelai juga berinovasi membuat Rainbow Tempe Ketawa pada 2021 lalu. 


"Rainbow Tempe Ketawa ini terus berkembang menjadi berbagai varian produk sejak 2021 hingga saat ini," kata Salma. 


Saat ini, sudah ada 7 varian produk Rainbow Tempe Ketawa, yakni Rainbow Nugget Tempe, Rainbow Pudding Tempe, Rainbow Macaroon Tempe, Rainbow Cookies Tempe, Rainbow Brownies Tempe, Rainbow Stik Tempe, dan Rainbow Sagu Tempe 


“Khusus untuk Rainbow Stik dan Rainbow Sagu ini inovasinya murni datang dari masyarakat mitra, sehingga mitra semakin inovatif dan peka dengan persoalan sosial serta adanya peningkatan kreativitas dalam pembuatan inovasi Rainbow Tempe Ketawa,” tambah Salma.


Sebagai informasi,GO SOYA memiliki makna “Go” yang berarti maju, bergerak, ke depan dan “Soya” yang artinya kedelai. Nama itu diharapkan Salma agar dapat menghasilkan program solutif dari limbah kacang kedelai tersebut.

“Jadi, harapannya dengan nama GO SOYA ini bisa menghasilkan program solutif dalam mengolah limbah kulit ari kedelai dengan satuan program terdepan,” tutur Salma.

Produk inovasi ini  menjadi salah satu problem solver dalam mengatasi masalah limbah di Kampung Industri Tempe Sanan. Hadirnya GO SOYA juga mengimbas pada pemberdayaan masyarakat yang ada di Kampung Tempe Sanan. Kini, GO SOYA mampu memberdayakan ibu-ibu rumah tangga setempat untuk dilibatkan dalam proses produksi sehingga menambah penghasilan keluarga. (Nan/Cecep)