Alumnus Kursus Spa Lestarikan Creambath Repuset, Creambath Khas Sumbawa
Sumbawa, Ditjen Vokasi - Tangan seorang ibu diciptakan untuk menyembuhkan dan memberikan kehidupan, bukan hanya kepada keluarga saja, tetapi juga pada orang di sekitarnya. Itulah yang Yulianti tekuni, ibu muda 30 tahun yang membuka layanan home spa dan creambath repuset, creambath khas Sumbawa yang menggunakan rempah alam dan kelapa parut.
“Saya memang nggak bersekolah tinggi, tetapi saya percaya tangan saya pun dapat berbuat baik. Salah satunya adalah dengan menjadi terapis yang menolong orang-orang kesakitan dan butuh pijat,” tutur Yulianti.
Yulianti adalah alumnus kelas reguler spa di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Dende, Mataram, Nusa Tenggara Barat. Memutuskan untuk kursus di tahun 2020, membuat Yulianti bersemangat belajar spa yang sebelumnya ia hanya belajar secara autodidak. Hingga kini ia sudah menerima layanan home spa dari rumah ke rumah dan sudah terkenal se-Sumbawa.
“Setelah kursus di LKP saya jadi tahu teknik yang benar, variasi spa dan pijat, dan juga teknik berwirausahanya,” ungkap Yulianti.
Yulianti juga bisa melestarikan spa khas Sumbawa yaitu repuset. Repuset merupakan pijat creambath yang berasal dari nenek moyang suku Samawa. Ia pun mempelajari racikan repuset tersebut dari keluarganya. Namun kini, hanya segelintir orang yang melestarikan pijat tersebut. Padahal creambath tersebut memiliki banyak manfaat, khususnya untuk kepala.
“Seperti creambath biasa, pelanggan tidur lalu kepalanya dipijat dengan krim racikan khusus. Fungsinya untuk mengobati vertigo, insomnia, dan pusing,” ungkap Yulianti tentang manfaat dari pengobatan tradisional tersebut.
Pembuatan creambath repuset tersebut 100% terdiri dari racikan alam, mulai dari daun sagar, daun binang, daun seate-ate, daun boar, cabe olat, kelapa bakar, dan lain-lain. Yulianti bercerita bahwa treatment repuset ini banyak digemari oleh pelanggannya. Hal itu dikarenakan dapat membuat kepala menjadi lebih ringan dan segar.
“Ini racikan tradisional yang harus dilestarikan karena selain berkhasiat juga menjadi ciri khas obat tradisional Sumbawa,” tegas Yulianti.
Ubah Hidup dengan Kursus Spa
Mengetahui racikan repeset dari keluarganya sendiri, tanpa sadar Yulianti tumbuh menjadi terapis. Sebelum kursus spa ia hanya menerima jasa pijat sederhana dan belajar secara otodidak. Namun, ia bercerita bahwa perubahan hidup ia dapatkan dengan mengikuti kursus spa di LKP Dende.
Di tahun 2020 ia mendapatkan ujian berat karena suaminya kecelakan kerja dan membuat ia harus berpikir keras agar dapurnya tetap mengepul. Untunglah saat itu ia mendapatkan rekomendasi LKP yang menyediakan kelas spa, yaitu di LKP Dende.
“Waktu itu tangan suami saya terluka parah. Sementara saya sempat bingung mau menambah penghasilan dari mana. Mau jualan bingung harus ada modal dan mau bikin kue pun tidak tahu caranya gimana,” cerita Yulianti mengenai alasannya kursus spa.
Satu-satunya yang Yulianti kuasai dengan tangannya adalah memijat. Ia pun memutuskan untuk belajar ke Mataram dari Sumbawa untuk mendapatkan ilmu tentang spa di LKP Dende. Hampir dua bulan ia belajar tentang spa, akhirnya ia pun mendapatkan sertifikat kompetensi dari LKP Dende.
Sertifikat yang sudah diraih diimbangi dengan kemampuan teknis spa yang meningkat, membuat kehidupan Yulianti berubah total. Awalnya ia kesulitan mendapatkan pelanggan, tetapi setelah ikut kursus ia dipercaya oleh banyak pelanggan. Dalam sehari ia bisa menerima layanan spa dan creambath sekitar 5-10 orang. Dalam sebulan paling kecil ia bisa mendapatkan omzet Rp5 juta, sementara paling besar ia pernah mendapatkan Rp11 juta.
“Berkat kursus saya juga bisa memperbaiki ekonomi. Saya bisa melunasi hutang-hutang dan juga menyicil mobil,” ungkap Yulianti.
Yulianti benar-benar terbantu dengan mengikuti kursus spa. Tangan dan tenaga yang ia punya bisa ia dedikasikan untuk menyembuhkan orang lain melalui spa dan creambath tradisional Sumbawa. (Zia/Cecep)