Alumnus Kursus Perhotelan Ini Bagikan Momen Ramadan dan Lebaran di Qatar

Alumnus Kursus Perhotelan Ini Bagikan Momen Ramadan dan Lebaran di Qatar

Qatar, Ditjen Vokasi PKPLK - Bekerja di luar negeri merupakan pengalaman penuh tantangan dan pembelajaran, terutama bagi mereka yang menjalani bulan Ramadan dan Lebaran jauh dari keluarga. Khalid Nur Ikhsan adalah salah satu contohnya. 

Khalid merupakan alumni Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Duta Persada tahun 2019 yang kini bekerja sebagai Front Desk Agent di Hotel Hilton, Qatar. Sejak bergabung dengan industri perhotelan di negara tersebut, Khalid merasakan nuansa Ramadan yang berbeda dibandingkan di tanah air. 

Atmosfer Ramadan dan Lebaran di Qatar


Menurut Khalid, suasana Ramadan di Qatar terasa berbeda dibandingkan di Indonesia. Meski Qatar merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim, kemeriahan Ramadan dan Lebaran lebih terasa di kota-kota besar seperti Doha.

"Jujur, atmosfernya kurang berasa dari segi kemeriahan, terlebih saya tinggal jauh dari kota, jadi jelas terasa kurang berwarna," ungkapnya. 

Ia pun menyampaikan bahwa terdapat banyak tantangan ketika berpuasa di negeri orang, khususnya perbedaan durasi puasa di Qatar dan Indonesia. Namun, ia merasa bersyukur karena saat ini cuaca di Qatar sedang dingin, sehingga lebih nyaman untuk menjalankan ibadah puasa.

"Saat ini masih musim dingin, jadi durasi puasa mirip dengan Indonesia, imsak sekitar pukul 04.15 dan buka puasa pukul 17.45. Tapi, kalau musim panas, wah, panjang banget! Imsak bisa setengah empat pagi dan buka hampir pukul tujuh malam," jelasnya.

Tak hanya itu, momen lebaran pun berbeda 180 derajat dengan di Indonesia. Khalid menuturkan bahwa di sana, Lebaran terasa lebih sederhana. 

"Di sini hanya salat Ied, saling bermaafan, lalu kembali bekerja lagi. Tidak ada tradisi kumpul keluarga atau perayaan yang meriah seperti di Indonesia," jelasnya. 

Tahun ini menjadi kali kelima ia merayakan Lebaran di Qatar, pengalaman yang membuatnya semakin terbiasa meskipun tetap merindukan suasana kampung halaman.

Kebijakan Hotel Selama Ramadan dan Lebaran

Sebagai pekerja di industri perhotelan, Khalid tetap mendapatkan hak-haknya selama Ramadan dan Lebaran. Selain itu, bagi yang menjalankan puasa, ada kebijakan khusus seperti penutupan kantin dan area merokok dengan plastik film atau sekat agar tidak terlihat dari luar.

"Selama Ramadan, jam kerja dipersingkat menjadi enam jam sehari dari yang biasanya sembilan jam," katanya. 

Saat Lebaran, Khalid dan rekan-rekannya mendapatkan jatah cuti tiga hari. Namun, hotel tempatnya bekerja tidak mengadakan acara khusus untuk Lebaran sehingga perayaan lebih bersifat pribadi.

"Selain itu, ada juga shorten hour bagi yang berpuasa, jadi lebih fleksibel," tambahnya. 

Kuliner Lebaran dan Rindu Kampung Halaman

Meskipun jauh dari keluarga, Khalid tetap bisa menikmati makanan khas saat Lebaran. Ia juga menambahkan bahwa makanan khas Indonesia cukup mudah ditemukan di Doha karena ada banyak restoran Indonesia yang menyajikan menu tradisional.

“Di sini makanan cukup beragam saat Lebaran, dari makanan Arab, India, hingga continental breakfast,” ujarnya.

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa merayakan Lebaran jauh dari rumah tetap meninggalkan rasa rindu yang mendalam. Untuk mengatasi rasa rindu, ia dan keluarganya biasanya melakukan video call untuk saling bermaafan dan berbagi cerita.

"Yang paling saya rindukan dari Lebaran di rumah adalah suasananya, makanan khas Lebaran, dan tentunya silaturahmi bersama keluarga," kata Khalid. 

Meskipun sudah terbiasa menjalani Ramadan dan Lebaran di Qatar, Khalid berharap suatu hari bisa merayakan Lebaran kembali di kampung halaman bersama keluarga.

“Semoga ada kesempatan untuk mudik dan merasakan kembali suasana Lebaran di Indonesia," tutupnya.

Kisah Khalid menggambarkan bagaimana pekerja migran menghadapi tantangan berpuasa dan berlebaran di negeri orang. Meskipun penuh keterbatasan, mereka tetap berusaha menjalankan ibadah dengan sebaik-baiknya serta menjaga hubungan dengan keluarga di tanah air. (LKP Duta Persada/Zia/Dani)