3 Manfaat Welding Simulator untuk Pembelajaran Las dan Fabrikasi Logam
Cimahi, Ditjen Vokasi - Dalam era teknologi yang terus berkembang, kemajuan dalam pelatihan dan pendidikan vokasi sangat penting untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja. Salah satu teknologi terbaru yang diterapkan dalam dunia pelatihan las adalah welding simulator. Alat ini semakin populer di lembaga pelatihan karena dapat membuat belajar lebih aman, efektif, dan interaktif.
Mengingat pentingnya alat tersebut, Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPMPV BMTI), pun memiliki welding simulator sebagai upaya dalam inovasi pembelajaran. Alat ini berguna untuk pelatihan guru vokasi untuk meningkatkan keterampilan las.
Doni Tri Prasetio selaku staf pengajar Program Keahlian Las dan Fabrikasi Logam, BBPPMPV BMTI, menyebutkan beberapa manfaat penggunaan welding simulator untuk pembelajaran di sekolah atau SMK. Berikut adalah penjelasannya.
Keamanan yang Lebih Tinggi
Tak dipungkiri, las merupakan kegiatan yang cukup berbahaya karena melibatkan api, panas, dan bahan logam berat. Siswa pemula dapat mengalami cedera jika tidak berhati-hati atau tidak mahir menggunakan alat dalam pelatihan konvensional. Karena siswa tidak perlu bekerja dengan peralatan las nyata, welding simulator menghilangkan bahaya fisik ini. Mereka dapat dengan aman mempelajari teknik-teknik dasar sebelum melakukan praktik langsung melalui simulasi.
Efisiensi Bahan dan Lebih Hemat
Dalam pelatihan las tradisional, penggunaan logam dan bahan habis pakai lainnya sangat mahal. Maka dari itu, pelatihan dapat dilakukan dengan welding simulator tanpa harus menghabiskan material secara langsung. Ini tidak hanya menghemat uang, tetapi juga ramah lingkungan karena mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan. Setelah mempelajari keterampilan dasar melalui simulasi, mereka dapat beralih ke praktik las dalam kehidupan nyata.
Pembelajaran yang Lebih Efektif
Simulator welding memiliki teknologi yang dapat membantu siswa mendapatkan umpan balik secara langsung. Mereka dapat melihat dan mengevaluasi hasil pekerjaan mereka secara real-time, yang mencakup parameter penting, seperti kecepatan, sudut, dan kestabilan saat mengelas. Hal ini memungkinkan siswa untuk memperbaiki kesalahan dan meningkatkan keterampilan mereka dengan lebih cepat dan efektif. Dengan bantuan data yang dihasilkan oleh simulator, instruktur juga dapat melacak perkembangan siswa secara lebih objektif.
Itulah tiga manfaat welding simulator untuk pembelajaran di SMK, khususnya dalam program keahlian Pengelasan dan Fabrikasi Logam. Penggunaan teknologi ini tidak hanya mempersiapkan siswa dengan keterampilan yang lebih matang sebelum mereka terjun ke dunia kerja, tetapi juga memberikan mereka keunggulan kompetitif dalam industri sehingga mampu beradaptasi dengan teknologi. (Zia/Cecep)