22 Tahun Berdiri, Ratusan Alumni Profesi Chef LKP Budi Mulia Dua Culinary School Sukses di Bidang Kuliner

22 Tahun Berdiri, Ratusan Alumni Profesi Chef LKP Budi Mulia Dua Culinary School Sukses di Bidang Kuliner

Yogyakarta, Ditjen Vokasi - Selama makanan masih menjadi prioritas kehidupan manusia, tentu saja kebutuhan tenaga kerja di bidang tata boga akan terus meningkat. Untuk memaksimalkan kompetensi tenaga kerja tersebut, lembaga kursus dan pelatihan (LKP) menjadi gerbang awal bagi masyarakat yang ingin terjun ke bidang kuliner dari segala usia. LKP Budi Mulia Dua (BMD) Culinary School adalah contoh LKP yang berfokus menghadirkan tenaga ahli di bidang tata boga.


Melalui program profesi chef, BMD Culinary School berhasil mengembangkan talenta di bidang kuliner ataupun tata boga, baik di dalam maupun luar negeri. 


“Saya melihat peluang yang sangat besar bagi masyarakat untuk bekerja atau membuka usaha di bidang kuliner. Maka, kami sebagai lembaga dapat mempersiapkan sumber daya yang ahli di bidang tersebut,” jelas Ani Syafaatun selaku pengelola BMD Culinary School. 


Dalam menunjang pembelajaran peserta didik, LKP yang berdiri sejak 2001 ini pun memiliki teaching factory (Tefa) yaitu @thecookhouse.id. Tefa tersebut telah memproduksi catering setiap hari sekitar 2.000 boks, dan bakery-nya sekitar 4.000 pcs. 


Tefa itu pun melayani menu nasi boks, snack boks, berbagai paket lauk, cake, dan bakery. Peserta didik dapat belajar sekaligus berpraktik di Tefa tersebut. Bahkan, beberapa SMK dan perguruan tinggi sering melakukan pemagangan di Tefa. 


Dengan memiliki instruktur dan fasilitas yang mumpuni, BMD Culinary School pun dipercaya untuk menyelenggarakan program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) sejak tahun 2016. Program yang digagas oleh Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi tersebut pun menghadirkan alumni PKW yang saat ini sudah memiliki rintisan usaha sendiri. 


Berikut ini kisah menarik dari beberapa alumni BMD Culinary School, baik program profesi chef maupun program PKW. 


Alumni Profesi Chef


Salah satu program unggulan di BMD Culinary School adalah program profesi chef. Terhitung sampai 2023, sudah ada 608 lulusan yang sudah berprofesi menjadi chef ataupun berwirausaha. Alumni yang sudah mengepakan sayap untuk menggapai mimpinya adalah Hilaria Amanda Clarissa atau biasa disapa Manda. Gadis asal Yogyakarta itu pun saat ini berhasil menjadi head chef di Patissez Cafe and Restaurant, Canberra, Australia. 


“Saya memang sudah tertarik bekerja di bidang kuliner karena senang memasak, tetapi waktu itu hanya kuliner Indonesia saja dan belajar dari rumah,” tutur Manda mengawali cerita.


Di tengah-tengah masa kuliahnya, ia memutuskan untuk mengikuti kursus profesi chef pada tahun 2017. Berawal dari situlah, ia mulai memantapkan hati bahwa bidang kuliner adalah jalan yang harus diperjuangkan. Setelah lulus program tersebut, Manda pernah menjalani on job training (OJT) di hotel dan restoran di Yogyakarta. Lalu, tak lama ia mendapatkan kesempatan bekerja di La Posta, sebuah restoran Argentina di Jakarta. Selang waktu berjalan, ia ingin berfokus untuk bekerja di luar negeri menjadi chef.


Satu per satu keinginannya terwujud, ia pun mendapatkan informasi program Work & Holiday Visa ke Australia dan berhasil menjadi chef. Pada tahun 2019, ia terbang ke Australia dan menjadi sous chef atau setara dengan asisten head chef. Setelah dua tahun berkarier di restoran tersebut, Manda berhasil naik jabatan menjadi head chef


Saat ini, sudah tahun ke 4 Manda bekerja di negeri kanguru tersebut. Ia merasa bahwa kehidupannya sekarang tidak akan seperti ini jika ia tidak memantapkan hati untuk mengikuti kursus. 


Rintisan Usaha Program PKW




Agak berbeda cerita dengan Manda, salah satu alumni PKW 2021 yaitu Arizka (20), mengikuti program PKW karena tertarik untuk mengembangkan usaha. Hobinya memasak dan membuat kue membawanya mahir membuat birthday cake dan kue kering. Kini, tiap bulannya ia mendapatkan kurang lebih Rp5 juta. Sementara itu, omzet terbesar yang pernah diraih sebesar Rp8 juta. 


“Kalau sedang ramai, khususnya mau lebaran seperti sekarang, orderan bisa banyak. Tahun kemarin saya mendapatkan orderan lebih dari 200 toples kue kering,” tutur Arizka.


Sebelum di titik itu, Arizka sempat putus asa karena ia  tidak memiliki kesempatan melanjutkan pendidikan tinggi. Tentu saja alasan terbesarnya adalah ekonomi. Namun, kini justru ia bisa bertahan dan membantu ekonomi keluarganya berkat program PKW di BMD untuk bidang street food dan cake


Untuk menjaring klien dari berbagai daerah, Arizka memanfaatkan Instagram sebagai lapaknya berjualan. Akun @arizkacakejoga sudah memiliki ratusan followers yang ia kembangkan sejak tahun 2021 secara organik tanpa menggunakan ads. Ia pun rajin mengunggah hasil karya tangannya melalui akun media sosial tersebut.


Tanpa membutuhkan waktu yang lama, yaitu kurang lebih dua tahun, Arizka pun sudah bisa membeli motor dan membeli TV untuk keluarga dari hasil usahanya. Rencana ke depan, ia pun hendak membuat toko kue di sekitar rumahnya. Ia sudah mengajukan proses sertifikasi halal untuk hasil olahan kue keringnya. (Zia/Cecep Somantri)