Yang Online Yang Kian Dibutuhkan
Jakarta, Ditjen Diksi - Dinamika persaingan bisnis dalam perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat dari waktu ke waktu kian terasa dampaknya oleh sebagian besar masyarakat. Pasalnya, cukup dengan sentuhan jari kita sudah bisa melakukan berbagai hal, semisal berbelanja. Terlebih, di masa pandemik Covid-19 ini, sudah dapat dipastikan para pengguna bisnis daring atau dikenal e-commerce ini mengalami peningkatan nan tajam.
Seiring dengan perkembangannya, ternyata kebutuhan tenaga terampil bidang ini juga banyak dibutuhkan. Hal tersebut diakui oleh Head of Public Policy & Goverment Relatio Shopee Indonesia Radityo Triatmojo. “Kita masih kekurangan tenaga yang berkeahlian di bidang e-commerce, masih terbuka lebar untuk talenta yang paham e-commerce,” tuturnya saat menjadi narasumber “Vokasi Kini” yang tayang di TVRI pada Rabu (22/07).
Radityo mengungkapkan, bisnis daring ini merupakan industri yang difavoritkan oleh generasi muda saat ini. Ia pun mencontohkan di perusahaan tempatnya bekerja, usia karyawannya rata-rata di bawah 30 tahun. Dengan mengusung gaya “open office”, para karyawan tersebut turut dimanjakan dengan berbagai fasilitas, mulai dari snack gratis hingga tempat latihan zumba. Ditambah lagi, “Penghasilan sangat kompetitif,” ujarnya.
Menurutnya, lulusan SMK sudah dapat bekerja di industri ini. Tentunya, dengan bekal pendidikan, mulai dari cara berjualan dengan membuka toko, menjual barang, peletakan foto agar pembeli percaya barang yang dijajakan bagus, serta menyertakan lamanya waktu pengiriman. Bahkan, “Biasanya (bisnis, red) online mereka lebih pintar,” tutur Radityo.
Adapun menyoal kurikulum pendidikan yang dibutuhkan oleh industri ini, narasumber lainnya, yakni Novitri Diah Lista Wulandari selaku Head of Corporate University PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk, malah menyebutkan bahwa perusahaannya telah memasukkan kurikulum yang dibutuhkan industri ini ke beberapa SMK sejak 2016. Adapun kurikulum yang dimaksud lebih banyak untuk pengembangan soft skill, semisal kemampuan menjual dan cara berkomunikasi.
“Ke depanya akan terus diperbesar secara rasio. Sehingga, menurut saya, kita sangat memerlukan lulusan digital untuk Adira Finance,” jelasnya.
Sementara itu dari pelaku bisnis daring ini dihadirkan sosok Rosmeta Novelinda, seorang pengusaha e-commerce. Dirinya pun turut berbagi kisah bagaimana agar calon konsumen tertarik membeli barang yang dijajakan via daring. Menurutnya, sebagai penjual, harus mengetahui sifat para konsumen terlebih dahulu.
“Jadi, kita tidak bisa menyamaratakan service yang kita berikan kepada semua konsumen. Contohnya ada pelanggan yang impulsif, mereka semua ingin serba simpel. Cara kita menanggapinya, ya kita memberi penjelasan dengan singkat, jelas, dan padat karena mereka tidak suka penjelasan yang bertele-tele,” terang Rosmeta.
Rosmeta juga membagikan tips untuk para generasi muda yang ingin masuk ke dunia bisnis digital. Yang utama harus ada niat, kemudian berdoa, berusaha, dan jangan gengsi. Menurutnya, generasi muda saat ini banyak yang tertarik untuk berjualan, tapi gengsi.
Ditambah lagi, “Kita harus melakukan hal-hal baru. Jangan yang itu-itu saja jualannya karena konsumen akan bosan,” pungkasnya. (Diksi/RA/AP)