Dosen dan Mahasiswa Polines Ciptakan Teknologi Tepat Guna untuk Bantu UMKM Kerupuk Bawang Desa Rowobajul, Ambarawa
Semarang, Ditjen Vokasi - Dalam mendukung pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) Kerupuk Bawang, tim dosen dan mahasiswa Politeknik Negeri Semarang (Polines) merancang Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk pengrajin atau usaha rumahan kerupuk bawang. Keberadaan kerupuk bawang ini diharapkan dapat meningkat produktivitas kerupuk bawang yang dihasilkan oleh warga di Desa Rowobajul, kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Desa Rowobajul sendiri selama ini memang dikenal sebagai salah satu satu sentra industri kerupuk bawang di Semarang, Jawa Tengah. Kerupuk bawang yang terbuat dari tepung terigu atau tepung tapioka, serta bawang putih sebagai bahan utamanya ini telah menjadi salah satu camilan khas Indonesia yang banyak digemari masyarakat. Utamanya adalah untuk menemani makanan utama.
Permintaan produk kerupuk bawang terus mengalami peningkatan karena rasanya yang enak dan gurih. Namun, ada kendala dalam penambahan kapasitas produksi karena keseluruhan proses produksi dilakukan secara manual, khususnya dalam pengirisan adonan kerupuk bawang sehingga penjualan produk kerupuk bawang belum maksimal.
Untuk itulah, sebagai perguruan tinggi vokasi yang memiliki peran penting dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya kepada masyarakat, Polines berinisiatif untuk mengembangkan Teknologi Tepat Guna (TTG) yang dapat diterapkan untuk membantu mengatasi permasalahan yang ada di para produsen kerupuk bawang tersebut.
“Melihat kondisi pengrajin kerupuk bawang di Desa Rowobajul, Ambarawa, Semarang tersebut membuat kami tergerak untuk membantu pengrajin dengan memberikan pelatihan penggunaan TTG dalam produksinya. Kami juga memberikan bantuan alat TTG buatan kampus Polines untuk pengrajin atau usaha rumahan kerupuk bawang,” kata Eko Saputra, dosen Jurusan Teknik Mesin, Polines.
Menurut Eko, program pelatihan dan pengembangan TTG ini menjadi bagian dari pengabdian kepada masyarakat yang didanai Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dimana Eko menjadi ketua timnya. Selain Eko, tim ini juga melibatkan dosen lainnya, yakni Carli, Hartono, dan Ali Sai’in, serta dibantu empat mahasiswa sebagai wujud penerapan kompetensi mahasiswa dengan melaksanakan proses rancang bangun mesin pengiris adonan kerupuk.
Eko menambahkan bahwa pendampingan dan pelatihan berfokus mengatasi permasalahan mitra terutama bidang produksi kerupuk bawang. Keseluruhan rangkaian kegiatan dilaksanakan Juni-November 2024. Dalam bidang produksi, tim memberikan bantuan TTG dan pelatihan penggunaan Mesin Pengiris adonan kerupuk bawang. Mesin ini dilengkapi motor listrik 2Hp. Penggunaan mesin sangat membantu produksi serta dapat meningkatkan produktivitas usaha kerupuk bawang tersebut.
MKegiatan ini sendiri sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Salah satunya adalah Trimah sebagai salah satu pemilik UMKM kerupuk bawang.
“Keberadaan mesin ini mampu membantu meningkat produksi kerupuk bawang kami,” tambah Trimah. (Polines/Nan/Cecep)