Terinspirasi dari Jaring Laba-laba, Busana SMKN 1 Pringapus Curi Perhatian di JMFW 2025

Terinspirasi dari Jaring Laba-laba, Busana SMKN 1 Pringapus Curi Perhatian di JMFW 2025

Tangerang, Ditjen Vokasi - Kesempatan baru yang tak pernah terduga, SMK kecil di wilayah Kabupaten Semarang dapat unjuk gigi di panggung Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2025. Murid-murid kelas XI Program Keahlian Tata Busana dari SMKN 1 Pringapus membuat modest wear bertajuk jaring laba-laba.


Dengan menggunakan bahan dasar denim, SMKN 1 Pringapus, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, membuat 6 looks busana yang sangat memikat berjudul ‘Ikatan’. Bahkan, Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, dan Inspektur Jenderal Kemendikbudristek, Chatarina Muliana Girsang, tampil dalam parade busana dengan balutan fesyen dari SMKN 1 Pringapus. 


6 looks busana tersebut berasal dari 6 tangan terampil desainer muda SMKN 1 Pringapus, yaitu Keyren Laura Avanti, Bening Anugrah, Rizka Saputri, Giyatri, Vita Yunisarah, dan Nadia Syifa ‘Ul Lisfa. Sebagai salah satu desainer, Keyren mengungkapkan rasa syukurnya karena ia bersama teman-temannya sukses mewujudkan hasil desainnya dan run away di JMFW 2025.


“Tentu gak menyangka bisa ada di JMFW 2025. Dan koleksi baju kami dipakai oleh Bu Suharti dan Bu Chatarina, suatu kehormatan,” tutur Keyren.


Proses Kreatif SMKN 1 Pringapus


Mengikuti rangkaian JMFW 2025 bukanlah sesuatu yang diraih seperti membalikan telapak tangan. Bagi Keyren dan teman-teman, awalnya tak menyangka desain yang dibuat pada proses seleksi pertama harus diwujudkan dalam bentuk busana. Hingga akhirnya, tim SMKN 1 Pringapus pun perlu berdiskusi lebih dalam.


“Saat mencari ide kami terinspirasi dari jaring laba-laba yang ada di kantin sekolah, lalu dengan sentuhan bahan seperti denim, linen, dan water soluble, kami mengikuti tren fesyen Resilent,” terang Keyren.


Keyren pun menjelaskan bahwa busana yang dibuat oleh SMKN 1 Pringapus pun mengikuti ketentuan dari JMFW 2025 yang bertemakan sustainable. Maka dari itu, bahan yang digunakan adan jins agar bisa didaur ulang nantinya. Dari hasil proses kreatif tersebut, ke enam busana SMKN 1 Pringapus pun tampil dengan sporty casual.


“Saya banyak belajar hal baru, dimulai dari merancang desain, belajar berbagai macam teknik jahit, seperti membuat water soluble, teknik tusuk sakiko, teknik makrame, teknik unfinished,” terang Keyren


Sementara itu, Analia Susanti, selaku guru pembimbing SMKN 1 Pringapus dalam JMFW 2025 mengungkapkan proses kreatif anak-anak juga tak terlepas dari mitra industri. JMFW 2025 menjadi ajang untuk menyelarakan ide-ide kreatif siswa dengan mitra industri sehingga busana yang ditampilkan sesuai dengan tren dan kebutuhan industri.


“Kami berkolaborasi dengan ZOE ZOE by Sudarna Swarsa untuk penyedia bahan dan konsultasi desain. Dari adanya kemitraan, anak-anak belajar langsung dari desainer ternama,” tutur Analia. (Zia/Cecep)