Tak Mau Tertipu Lagi, Tarmilah Raih Ijazah di Usia 64 Tahun dari PKBM Bina Mandiri Cipageran

Tak Mau Tertipu Lagi, Tarmilah Raih Ijazah di Usia 64 Tahun dari PKBM Bina Mandiri Cipageran

Jakarta, Ditjen Vokasi PKPLK - Eksistensi pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) masih dibutuhkan oleh masyarakat untuk mengakses layanan pendidikan nonformal yang diakui negara. Salah  satu yang merasakan manfaat PKBM adalah Tarmilah. Di usia yang  menginjak 64 tahun, Tarmilah akhirnya berhasil meraih ijazah pendidikan menengah melalui pendidikan kesetaraan yang diselenggarakan di PKBM Bina Mandiri, Cipageran, Jawa Barat. 


Dikutip dari Siniar Ruang Kreasi “Ketika Usia Senja Tak Menghalangi Berkarya” yang tayang di kanal YouTube Direktorat PMPK, Tarmilah atau yang biasa disapa Mak Ilah menceritakan awal mula dirinya memutuskan mengikuti layanan pendidikan kesetaraan yang ada di PKBM Bina Mandiri Cipageran. 


"Tahun 2010 saya kena tipu. Saat itu listrik di rumah mati, saya coba melaporkan ke KUD. Saya yang buta huruf tidak tahu apa-apa saat ada petugas yang datang dan meminta uang katanya untuk ganti sekring listrik. Ternyata itu tukang tipu," ujar Mak Ilah bercerita. 


Tak ingin kembali tertipu, Mak Ilah yang sehari-hari hanya bercocok tanam di kebun ini akhirnya memutuskan untuk belajar membaca dan menulis. Padahal, saat itu usia Mak Ilah yang lahir  tahun 1962 tersebut sudah tidak muda lagi. 


"Anak-anak saya juga sudah ada sebelumnya yang ikut belajar di PKBM Bina Mandiri ini," tambah Mak Illah. 


Mak Ilah yang buta huruf kemudian bergabung di kelas keaksaraan dasar. Bersama para fasilitator di PKBM tersebut, Mak Ilah yang sama sekali tidak mengenyam pendidikan formal tersebut kemudian belajar membaca. Mak Ilah belajar huruf demi huruf dan mencoba mengeja kata. Ibu enam anak ini pun akhirnya mencoba belajar menulis dan juga berhitung. 


"Awalnya ada rasa malu. Ada juga omongan tetangga yang bilang untuk apa lagi belajar karena usianya juga sudah tua," tambah Mak Ilah. 


Namun, dengan tekad kuat dan keinginan untuk tidak ingin tertipu lagi, membuat Mak Ilah mantap untuk terus belajar. Ia juga ingin membuktikan bahwa belajar tidak mengenal usia. 


Setelah menuntaskan program keaksaraan, Mak Ilah kemudian melanjutkan ke program kesetaraan. Mak Illah pun akhirnya berhasil meraih ijazah paket A atau setara SD pada tahun 2018, yakni saat usianya menginjak 58 tahun. 


Dari paket A, Tarmilah terus termotivasi. Ia tidak hanya ingin sekedar bisa membaca dan menulis, ia kembali melanjutkan pendidikan kesetaraan paket B dan mendapatkan ijazahnya pada 2021. "Untuk ijazah paket C-nya itu baru 2024 di usia 62 tahun," tambah Mak Ilah. 


Tidak hanya belajar keaksaraan dan kesetaraan, Mak Ilah juga mengikuti program-program lain yang ada di PKBM Bina Mandiri, mulai dari program keterampilan hingga program bina usaha. Dari program-program tersebut, saat ini Mak Ilah mengelola sebuah rumah produksi yang dikelola bersama kelompoknya. 


"Rumah produksi ini didukung oleh Bank BJB," tambah Mak Illah. 


Sementara itu, Devi Damayanti selaku pengelola PKBM Bina Mandiri,  mengatakan bahwa keberadaan PKBM Bina Mandiri Cipageran awalnya memang bertujuan untuk memberikan keterampilan bagi warga. Namun dalam perkembangannya, sejak berdiri 2002 lalu, PKBM justru menemukan banyak warga yang masih buta huruf serta banyak anak yang putus sekolah. Dari sanalah kemudian berbagai program dirancang termasuk program keaksaraan dan kesetaraan. (Nan/Cecep)