Tak Hanya untuk Kebugaran, Yoga jadi Terapi Efektif untuk Anak-anak Down Syndrome

Tak Hanya untuk Kebugaran, Yoga jadi Terapi Efektif untuk Anak-anak Down Syndrome

Jakarta, Dirjen Vokasi PKPLK - Sebagai salah satu olah tubuh, yoga tidak hanya baik untuk kebugaran dan fleksibilitas tubuh. Gerakan-gerakan dalam yoga ternyata juga bisa menjadi terapi yang efektif untuk anak-anak berkebutuhan khusus, salah satunya anak down syndrome


Eliza Octavianti Rogi dari Rumah Ceria Down Syndrome (RCDS) by Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS) mengatakan bahwa yoga memiliki banyak manfaat bagi penyandang down syndrome, baik secara fisik, mental, maupun sosial. 


“Secara fisik, yoga membantu meningkatkan keseimbangan, fleksibilitas, kekuatan otot, dan kesehatan pernapasan untuk anak-anak down syndrome,” kata Eliza yang juga merupakan Ketua POTADS.


RCDS sendiri merupakan ruang hangat bagi para orang tua untuk saling berbagi pengalaman merawat anak dengan down syndrome. Setiap minggunya, berbagai macam kelas digelar untuk melatih keterampilan anak-anak dengan down syndrome. Dari Senin sampai Sabtu, mereka dapat mengikuti berbagai pilihan kelas, seperti angklung, kerajinan tangan, yoga, karate, musik, hingga barista, dan sebagainya.


Tidak hanya berdampak secara fisik, menurut Eliza, secara mental, yoga juga dapat meningkatkan fokus, mengurangi stres, dan membantu regulasi emosi.  


“Dari aspek sosial, yoga yang dilakukan dalam kelompok juga dapat memperkuat interaksi dan rasa percaya diri bagi anak-anak down syndrome,” Eliza menambahkan.


Dengan pendekatan yang disesuaikan, yoga diyakini menjadi cara efektif untuk meningkatkan kualitas hidup penyandang down syndrome. Akan tetapi, dalam implementasi yoga bagi anak penyandang down syndrome perlu disesuaikan dengan usia dan kemampuan masing-masing individu.


“Untuk anak usia dini, fokusnya adalah pada gerakan sederhana dan menyenangkan yang melibatkan permainan atau musik untuk menjaga minat mereka,” terang Eliza.


Sesi latihan yoga untuk anak-anak ini bisa diawali dengan pose-pose sederhana yang mudah dilakukan untuk membantu mereka mengenali tubuh dan meningkatkan fleksibilitas. 


“Untuk anak yang lebih besar atau remaja, latihan bisa mencakup pose yang sedikit lebih kompleks, seperti pose kucing-sapi, sambil tetap memperhatikan kebutuhan mereka akan instruksi yang jelas dan demonstrasi visual,” Eliza menjelaskan.


Teknik-teknik pernapasan sederhana juga dapat diperkenalkan untuk membantu anak-anak down syndrome ini belajar relaksasi. 


Sementara bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik atau kognitif tertentu, yoga dapat dilakukan dengan bantuan alat bantu seperti kursi atau dengan pendampingan penuh dari guru atau orang tua.  


Bertahap 


Mengajarkan yoga kepada penyandang down syndrome perlu dilakukan secara bertahap, dengan pendekatan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kenyamanan mereka. Prosesnya dimulai dengan pengenalan sederhana tentang yoga sebagai aktivitas yang menyenangkan untuk tubuh dan pikiran. 


“Penjelasan dapat diberikan menggunakan bahasa sederhana, gambar, atau video untuk membantu mereka memahami. Lingkungan yang aman, nyaman, dan bebas gangguan juga sangat penting agar mereka merasa tenang,” terang Eliza. 


Tahapan awal untuk mengajarkan yoga bisa dimulai dengan gerakan pemanasan dan pose-pose dasar yang sederhana yang tidak memerlukan keseimbangan rumit. Guru atau pendamping dapat mempraktikkan gerakan bersama mereka untuk memberikan contoh langsung. Setelah mereka mulai merasa nyaman, dapat diperkenalkan pose yang dinamis secara perlahan. 


Untuk Latihan pernafasan, penyandang down syndrome dapat diajarkan untuk menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan menggunakan pendekatan imajinatif, seperti membayangkan meniup balon. Meditasi sederhana juga bisa diperkenalkan, misalnya dengan duduk atau berbaring sambil mendengarkan musik tenang atau suara alam, dimulai dari durasi singkat untuk menjaga fokus mereka. 


“Jangan lupa untuk memuji dan motivasi, karena ini sangat penting untuk membangun rasa percaya diri. Setiap usaha mereka, sekecil apa pun, perlu diapresiasi,” terang Eliza. (Nan/Cecep)