Smart IoT, Inovasi Dosen Polsub Ini Bisa Deteksi Kemanisan Nanas Tanpa Merusak Kualitas Buah

Smart IoT, Inovasi Dosen Polsub Ini Bisa Deteksi Kemanisan Nanas Tanpa Merusak Kualitas Buah

Subang, Ditjen Vokasi - Kerap khawatir saat ingin membeli buah nanas? Tim dosen Politeknik Negeri Subang (Polsub) berhasil menciptakan alat pendeteksi kemanisan buah nanas. Inovasi berbasis internet of things (IoT) ini bahkan sudah diaplikasikan untuk membantu para pengepul dan juga petani nanas di Desa Cirangkong, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Alat yang diberi nama “Smart IoT”  ini dikembangkan oleh tiga orang dosen dari Jurusan Teknologi Informasi dan Komputer, Polsub, yakni Dwi Vernanda, , Nunu Nugraha Purnawan, dan Tri Herdiawan Apandi. Pengembangan inovasi digital ini juga selaras dengan kebutuhan dan potensi daerah Subang yang merupakan salah satu wilayah penghasil buah nanas di Jawa Barat.

Uniknya, Smart IoT ini mampu mendeteksi tingkat kemanisan buah nanas tanpa merusak fisik dan buah nanas itu sendiri. Dengan demikian, kualitas buah nanas akan tetap terjaga dengan baik.

Dwi Vernanda, inovator sekaligus ketua tim Smart IoT, mengatakan bahwa selama ini para petani, penjual, dan pengepul buah nanas yang ada di Kabupaten Subang masih memilah buah nanas yang akan didistribusikan secara manual. Mereka menentukan kemanisan buah nanas secara subjektif berdasarkan pada aroma dan warna kulit buah nanas.

“Kebanyakan dari mereka hanya melihat fisik nanas berdasarkan perspektif sendiri tanpa ada standardisasi kemanisan yang ada pada buah nanas,” kata Dwi Vernanda.

Selain tidak ada standardisasi dalam penentuan tingkat kemanisan buah, metode manual ini juga membuat proses pemilihan menjadi tidak efisien atau membutuhkan waktu lama. Hasil pemilihan juga tidak akurat karena keterbatasan visual manusia dalam menilai warna serta setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda.

“Hal inilah yang membuat para tim peneliti dari Polsub bersama mahasiswa Program Studi D-3 Sistem Informasi tergerak untuk mengatasi permasalah tersebut, yaitu supaya nanas yang akan didistribusikan benar-benar manis secara objektif,” terang Dwi.

Menurut Dwi, keberadaan alat ini sangatlah berpengaruh dan membantu para petani dan pengepul buah nanas di Kabupaten Subang. Hal tersebut mengingat Kabupaten Subang merupakan salah satu daerah penghasil buah nanas terbesar di Provinsi Jawa Barat, dan menjadi penyuplai buah nanas untuk supermarket dan industri yang berada di luar wilayah Subang sehingga kebutuhan nanas akan terus meningkat setiap waktu.

Innovator Smart IoT lainnya, Nunu Nugraha Purnawan, mengatakan bahwa proses penentuan kemanisan, Smart IoT tersebut menggunakan tingkat kemanisan buah nanas dengan tiga kelas pengkategorian, yaitu Manis A memiliki nilai brix 14-17, Manis B bernilai brix 10-13, dan Manis C memiliki nilai brix kurang dari 10.

“Alat ini bisa mendeteksi kemanisan buah nanas tanpa merusak fisik dari buah tersebut. Hal tersebut sangat penting mengingat konsumen melihat kualitas buah nanas berdasarkan ciri fisik yang dimilikinya, seperti ukuran buah nanas, warna kulit buah nanas, bentuk mahkota, tingkat kemanisan, kadar air dan vitamin yang terkandung di dalamnya,” ujar Nunu.

Selain bisa digunakan oleh para petani, Smart IoT Alat Pendeteksi Kemanisan Buah Nanas tersebut juga bisa digunakan oleh pengepul, yaitu untuk menjaga kualitas nanas agar tetap baik dan diterima oleh konsumen.

“Dengan alat ini, petani dapat menggunakan hasil deteksi untuk menentukan waktu panen, sedangkan pengepul dan pedagang dapat memastikan kualitas nanas yang akan didistribusikan sesuai dengan permintaan konsumen,” ungkap Nunu.

Para pengepul dan kelompok tani dari Desa Cirangkong pun sangat menyambut baik penggunaan alat Smart IoT tersebut. Yadi Ruhyadi, salah satu Pengepul buah nanas yang memiliki 20 karyawan, merasa sangat terbantu dengan adanya alat tersebut. Terlebih, kebutuhan buah nanas yang memiliki standarisasi kemanisan juga sangat diperlukan olehnya untuk disuplai ke berbagai macam industri.


“Ini sangat membantu kami, khususnya pengepul seperti saya untuk memilah buah nanas secara otomatis. Apalagi konsumen saya adalah para industri pengolahan nanas dan juga ke beberapa industri di Jepang,” ungkap Yadi. (Polsub/Nan/Cecep)