Siap Dukung Ekosistem Kendaraan Listrik, 22 SMK Adu Skill di Kompetisi Konversi Motor Listrik PLN
Sentul, Ditjen Vokasi - Sebanyak 22 SMK mengikuti kompetisi konversi motor berbasis bahan bakar minyak (BBM) ke listrik yang diselenggarakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PLN, dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI). Kompetisi yang menjadi bagian dari rangkaian PLN EV Conversion Race 2024 ini diharapkan mendorong percepatan ekosistem kendaraan listrik di tanah air.
Digelar di Sentul International Karting Circuit, Minggu (13/10), kompetisi ini merupakan kompetisi konversi motor berbasis BBM ke listrik kedua kalinya yang digelar oleh PLN dan Kementerian ESDM dengan menggandeng PT Bintang Racing Team sebagai mitra. Tidak seperti kompetisi sebelumnya yang melibatkan SMK di Jabodetabek, kali ini jangkauan peserta lebih luas, yakni dari Bandung, Surabaya, dan sejumlah daerah lainnya.
Manager operasional PT Bintang Racing Team, Desando, mengatakan bahwa kompetisi ini diikuti oleh 22 SMK dengan total 22 unit motor yang dikonversi secara live di lokasi. Setiap tim terdiri atas tiga orang peserta yakni dua orang siswa SMK serta seorang guru.
"Untuk jenis motor yang akan dikonversi itu diundi dan dilakukan secara acak sehingga peserta tidak mengetahui motor apa yang akan mereka konversi apakah motor bebek atau motor matic," kata Desando.
Selain kecepatan waktu penyelesaian konvensi, menurut Desando, ada sejumlah kriteria lainnya yang harus dipenuhi oleh peserta, yakni kebersihan line lomba. Selain itu, ketepatan, kerapihan, serta kemandirian, serta safety juga menjadi kriteria dalam penilaian selain dari sisi teknis konversi itu sendiri.
Masih menurut Desando, keterlibatan SMK dalam kompetisi ini karena SMK dinilai memiliki kapasitas dan kemampuan untuk melakukan konversi kendaraan dari BBM ke listrik melalui penguasaan kompetensi mereka. Ia melihat dari saat ini kemampuan anak-anak SMK untuk melakukan konversi kendaraan semakin meningkat pesat.
"Saat ini banyak sekali SMK-SMK yang telah mampu melakukan konversi kendaraan di bengkel-bengkel sekolah mereka. Mereka juga mulai melayani jasa konversi kendaraan untuk masyarakat," tambah Desando.
Bintang Racing Team, lanjut Desando, bahkan sudah bekerja sama dengan sekitar 300-an SMK untuk menyelenggarakan pelatihan hingga membuka bengkel konversi kendaraan listrik di sekolah. Kerja sama juga dilakukan dengan sejumlah sekolah tinggi dan politeknik.
Potensial
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, berharap kompetisi ini bisa meningkatkan kemampuan para siswa kejuruan tentang konversi motor listrik. Dengan begitu, ini bisa mendorong semakin banyak bengkel-bengkel konversi motor listrik, menghasilkan multiplier effect, dan menumbuhkan industri dalam negeri.
“Mudah-mudahan ini menjadi satu pemicu bagi peserta SMK, bengkel, dan semua untuk bisa meningkatkan skill dalam melakukan konversi roda dua secara tepat, akurat, dan cepat," kata Eniya.
Eniya melihat SMK memiliki potensi yang sangat besar untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik di Indonesia melalui kemampuan mengkonversi kendaraan dari BBM ke listrik. Kemampuan tersebut harus terus didukung dan dikembangkan, salah satunya melalui kompetisi seperti saat ini.
Direktur Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Muhammad Yusro, menyambut baik kompetisi konversi kendaraan BBM menjadi Listrik. Animo SMK untuk mengikuti kompetisi konversi kendaraan ini menunjukkan bahwa SMK siap untuk mendukung program konversi kendaraan BBM ke listrik.
"Kami memiliki sekitar 5000-an lebih SMK dengan konsentrasi keahlian yang siap mendukung ekosistem konversi kendaraan BBM ke listrik yang tersebar di seluruh Indonesian," kata Yusro.
Guna mendukung penyiapan sumber daya manusia di bidang konversi kendaraan ini, lanjut Yusro, Direktorat SMK terus berupaya untuk meningkatkan kompetensi para guru melalui program upskiling dan reskilling bagi para guru.
“Dari guru-guru yang kami tingkatkan skill nya diharapkan dapat berimbas ke para peserta didik yang kelak bisa juga menjadi aktor-aktor konversi kendaraan dengan membuka bengkel-bengkel konversi," kata Yusro
Sementara itu, kehadiran kompetisi konversi kendaraan listrik ini juga disyukuri oleh para peserta. Salah satunya adalah Andika Dwi dari SMKS Wijaya Putra, Surabaya, Jawa Timur. Sebagai juara pertama dalam ajang kompetisi tersebut, Andika mengaku kompetisi ini semakin memacu dirinya untuk terus meningkatkan pengetahuan tentang electric vehicle.
"Alhamdulilah, saya senang bisa ikut kompetisi ini karena bisa mengetahui tentang teknik konversi listrik ini. Harapannya, semoga EV menjadi lebih baik ke depannya, semakin maju dan sukses," kata Andika.
Selain dari SMKS Wijaya Putra, kompetisi ini juga dimenangkan oleh tim dari SMKN 2 Bekasi yang berada di posisi kedua, dan tim dari SMKN 8 Kabupaten Tangerang sebagai juara ketiga.(Nan/Cecep)