Si Doa,  Aplikasi Inovasi Mahasiswa Polije Ini Mudahkan Pasien Rumah Sakit Membeli Obat

Si Doa, Aplikasi Inovasi Mahasiswa Polije Ini Mudahkan Pasien Rumah Sakit Membeli Obat

Jember, Ditjen Vokasi - Mahasiswa Politeknik Negeri Jember (Polije) kembali menciptakan inovasi dalam bidang kesehatan berkat metode pembelajaran berbasis projek atau  project based learning (PBL). Kali ini mahasiswa Program Studi (Prodi) Sarjana Terapan Manajemen Informasi Kesehatan (MIK) membuat inovasi berupa Aplikasi Sistem Informasi Delivery Obat Anda atau biasa disebut dengan Si Doa.

Aplikasi Si Doa sendiri saat ini telah diserahkan ke Rumah Sakit Wijaya Kusuma, Lumajang, Jawa Timur sebagai pihak yang akan menggunakan atau memanfaatkan aplikasi tersebut. Penyerahan file aplikasi dilakukan oleh Wakil Direktur Bidang Akademik Polije, Surateno, kepada perwakilan RS Wijaya Kusuma Lumajang


Menurut Bella Kemalah, mahasiswa yang terlibat dalam pengembangan Si Doa, aplikasi yang dibuat bersama kawan-kawannya ini merupakan aplikasi untuk pembelian obat tanpa perlu mengantri. Selain itu, obat juga dapat langsung diantar ke rumah. 

“Aplikasi kami memiliki beberapa keunggulan, seperti lebih mudah dan praktis saat digunakan, tidak perlu antre dalam pengambilan obat,”  jelas Bella.

Aplikasi ini dilengkapi dengan sejumlah fitur-fitur, yakni delivery obat, status pengiriman, riwayat obat, informasi obat, serta profil rumah sakit. Dengan demikian, pasien tidak perlu lagi mengantre untuk mengambil obat dan  bisa segera pulang setelah berobat. 

“Jadi dapat mengurangi kerumunan pasien. Aplikasi ini juga dilengkapi dengan riwayat serta informasi obat,”  Bella menambahkan.

Aplikasi Si Doa terinspirasi dan bekerja sama dengan Rumah Sakit Wijaya Kusuma Lumajang. Hal tersebut karena di Rumah Sakit Wijaya Kusuma Lumajang yang telah memiliki sistem delivery obat namun masih menggunakan cara manual.

“Di rumah sakit Wijaya Kusuma Lumajang awalnya menggunakan sistem delivery obat yang masih manual. Sehingga kami menawarkan untuk mengembangkan dengan menggunakan sistem informasi berupa aplikasi Si Doa yang dapat digunakan secara mobile,” lanjut Bella.

Untuk saat ini, aplikasi Si Doa hanya dapat melakukan pengiriman obat di Kabupaten Lumajang saja sehingga perlu adanya pengembangan aplikasi lebih lanjut untuk dapat digunakan lebih luas.

“Jangkauan aplikasi ini masih di lingkup Kabupaten Lumajang. Kami berharap nantinya dapat kami kembangkan lagi agar dapat digunakan tidak hanya di Kabupaten Lumajang, namun di daerah-daerah lainnya,” tutur Bella.

Bella mengaku, dengan pembelajaran menggunakan metode PBL ini, ia dan kawan-kawannya dapat melakukan kerja sama tim dengan baik. Selain itu PBL juga dapat mengetahui bagaimana cara menyelesaikan masalah yang terjadi di dunia kerja dengan inovasi.


“Kami banyak mendapatkan manfaat dengan metode pembelajaran PBL ini. Kami dapat menyelesaikan masalah yang terjadi di dunia kerja. Contohnya di Rumah Sakit Wijaya Kusuma Lumajang, yang awalnya mereka telah memiliki sistem delivery obat secara manual, lalu kami memberikan inovasi dalam bentuk aplikasi dan dapat mempermudah pasien dalam pembelian obat. Kami juga berharap aplikasi ini dapat membantu memudahkan pasien dan rumah sakit dalam melakukan jual beli obat,” pungkasnya. (Polije/Nan/Cecep)