Polinema Hadirkan Rumah Pengering Kerupuk untuk Bantu UMKM di Kabupaten Blitar
Blitar, Ditjen Vokasi – Tim dosen Politeknik Negeri Malang (Polinema) meresmikan Rumah Pengering Kerupuk Sadariah di Dusun Jambangan, Desa Dawuhan, Kecamatan Kademangan, Blitar, Jawa Timur. Selain menjadi praktik baik program Dana Padanan (Matching Fund), keberadaan Rumah Pengering Kerupuk Sadariah ini berperan dalam meningkatkan kualitas produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Blitar untuk bersaing di pasar nasional.
Dosen sekaligus ketua Tim Program Dana Padanan Polinema, Nilawati Fiernaningsih, mengatakan bahwa pengembangan Rumah Pengering Kerupuk Sadariah ini dilatarbelakangi oleh permasalah yang banyak dialami oleh para pelaku usaha kerupuk di Desa Dawuhan. Salah satunya adalah terkait dengan kesulitan menjaga kontinuitas dan kualitas produk.
“Dengan adanya Rumah Pengering ini, maka diharapkan UMKM, khususnya di sektor makanan ringan seperti kerupuk dan opak telo bisa meningkatkan kualitas dan kontinuitas produksinya,” kata Nilawati.
Selain Nilawati, proyek ini juga melibatkan tim dosen lainnya, antara lain, Zubaidi, Mahmudatul Himmah, R N Akhsanu Takwim, Mochammad Junus, Anna Widayani, dan Ismanto. Secara umum program ini berfokus pada pendampingan intensif terhadap UMKM di Blitar.
Masih menurut Nilawati, selain Rumah Pengering, program ini juga menghadirkan inovasi berupa alat cetak lontongan yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi. Alat ini memungkinkan UMKM untuk memproduksi kerupuk dan opak telo dalam jumlah besar dengan waktu yang lebih singkat, tanpa mengorbankan kualitas produk.
“Inovasi alat ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi hingga beberapa kali lipat, memungkinkan UMKM untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat,” Nilawati menambahkan.
Tim dari Polinema juga melakukan pendampingan sistem operasional dan produksi dengan memberikan bimbingan intensif terkait sistem operasional dan produksi usaha. Pendampingan ini meliputi manajemen rantai pasokan, pengendalian kualitas, hingga pengelolaan inventori sehingga UMKM dapat menjalankan bisnisnya secara lebih efisien dan terstruktur.
“Kami juga berupaya meningkatkan soft skills para pelaku UMKM agar mereka mampu untuk bernegosiasi, presentasi serta menjalin kemitraan yang strategis untuk pengembangan bisnisnya,” ujar Nilawati.
Selain itu, program ini juga melibatkan Akademi Komunitas Negeri (AKN) Putra Sang Fajar Blitar, yang turut berperan dalam memberikan pelatihan kepada masyarakat lokal.
Bupati Blitar, Rini Syarifah, yang hadir dalam peresmian Rumah Pengering Kerupuk ini menyampaikan bahwa UMKM telah menjadi tulang punggung perekonomian Blitar. Oleh karena itu, dengan adanya inovasi ini, ia berharap UMKM Blitar dapat terus berkembang dan menghasilkan produk yang lebih berkualitas dan dapat bersaing di tingkat nasional.
Dalam jangka panjang, program ini juga diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar. Dengan peningkatan kapasitas produksi, pelaku usaha akan membutuhkan tenaga kerja tambahan sehingga secara tidak langsung program ini juga memberikan dampak positif terhadap pengurangan pengangguran di Kabupaten Blitar. (Polinema/Nan/Cecep)