Pemerintah Belanda Dukung Program SMK PK via TMT+

Jakarta, Ditjen Diksi – Pemerintah Belanda melalui Nuffic Neso Indonesia berkomitmen untuk mendukung pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia. Komitmen tersebut diimplementasikan dalam bentuk Orange Knowledge Program (OKP) melalui kegiatan Tailor Made Training Plus (TMT+) yang secara khusus didedikasikan untuk mendukung SMK Pusat Keunggulan (SMK PK). Dukungan tersebut diberikan untuk bidang pertanian pada SMK PK dengan kompetensi keahlian agribisnis tanaman pangan dan hortikultura serta agribisnis ternak unggas. Program TMT+ didanai oleh Pemerintah Belanda melalui Nuffic Neso Indonesia dengan menunjuk konsorsium yang terdiri atas Institut Pertanian Bogor, BBPPMPV Bidang Pertanian Cianjur, Wageningen University, Zone College, Van Hall Larenstein, dan HollandDoor.

Dalam launching program yang dilaksanakan secara daring (16/6), Jan Verhagen dari Wageningen University selaku Ketua Konsorsium Pelaksana TMT+ mengatakan bahwa pertanian merupakan sektor yang sangat penting untuk dikembangkan karena berdampak pada tingkat kesejahteraan penduduk di suatu negara. “Melalui program TMT+, diharapkan tercipta kolaborasi jangka panjang antara SMK dengan dunia kerja yang mampu membuka lebih banyak kesempatan kerja bagi generasi muda ataupun meningkatkan peluang kewirausahaan di bidang pertanian,” ungkapnya.

Program TMT+ memiliki dua fokus utama. Pertama, yaitu penguatan kompetensi SDM melalui serangkaian pelatihan. Lalu kedua, yakni pengembangan kemitraan dengan dunia kerja yang melibatkan manajemen SMK.

Perkuat Kelembagaan Sekolah

Sementara itu Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto turut mengapresiasi adanya kerja sama dan dukungan dari Pemerintah Belanda dalam implementasi SMK PK. “SMK PK telah kami pilih, dan akan kami kembangkan lagi bersama rekan-rekan dari Belanda dan akan diarahkan sebagai hub bagi SMK lain dalam hal pengembangan kompetensi SDM. Mengembangkan hard skills dan technical skills yang akan turut mengikuti ketika kita memiliki jiwa untuk menjadi pembelajar sepanjang masa,” ujarnya.

Wikan juga menambahkan dengan adanya program TMT+ akan membuka peluang-peluang baru bagi SMK sasaran untuk dapat memperkuat kelembagaan sekolahnya dengan bekerja sama. “Tidak hanya dengan dunia kerja di dalam negeri, namun juga lebih luas hingga skala internasional. Selain itu, tentunya akan mempererat kemitraan antara Pemerintah Indonesia dan Belanda,” tuturnya.

Melalui kerja sama ini, Wikan juga berharap Indonesia dapat melahirkan petani muda yang berbakat, entrepreneur pertanian muda yang kompeten, sehingga bisa melahirkan pemimpin ahli bidang pertanian di Indonesia.

Adapun Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Kerja Sama, dan Hubungan Alumni IPB University Dodik Ridho Nurrochmat menuturkan bahwa pengalaman IPB dalam menjalin kemitraan strategis dengan industri pertanian dan bidang terkait dalam proses pendidikan, dapat menjadi lesson learned bagi para kepala SMK pertanian untuk memastikan adanya hubungan saling menguntungkan antara dunia pendidikan dan industri.

“Program TMT+ ini merupakan salah satu upaya IPB dalam mendukung kualitas pertanian di Indonesia,” ujar Dodik.

Dodik juga berharap agar program TMT+ dapat terlaksana dengan baik dan mencapai tujuan. Dengan begitu, dapat pula terlahir petani muda yang berkualitas.

Sedangkan Peter van Tuijl, Direktur Nuffic Neso Indonesia, dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa Program OKP TMT+ merupakan salah satu bentuk komitmen Pemerintah Belanda dalam mendukung program pendidikan Pemerintah Indonesia. “Program ini merupakan salah satu bentuk komitmen yang berkelanjutan dari Pemerintah Kerajaan Belanda atas pembangunan pendidikan yang sedang dilaksanakan di Indonesia. Kami pastikan bahwa dukungan dari Pemerintah Kerajaan Belanda akan selalu in-line dengan kebijakan yang telah ditetapkan Pemerintah Indonesia, khususnya dalam revitalisasi sekolah menengah kejuruan,” ujar pria yang juga fasih berbahasa Indonesia ini.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, telah menetapkan 10 (sepuluh) SMK PK sebagai penerima manfaat dari Program TMT+. Sepuluh SMK terpilih merupakan hasil identifikasi yang dilakukan secara bersama-sama oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pertanian, dan juga para pemangku kepentingan lainnya. SMK tersebut, yaitu SMKN 1 Karangtengah, SMKN 1 Wanareja, SMKN 1 Singgahan, SMKN 3 Kuala Kapuas, SMKN 3 Penajam Paser Utara, SMKN PP Kalasey, SMK PP Negeri Padang, SMK Swasta SPP SNAKMA Muhammadiyah Tanjung Anom, SMKN 1 Gelumbang, dan SMKN 1 Pagaran.

Launching program TMT+ juga dihadiri oleh perwakilan dari Nuffic Neso Indonesia, perwakilan Kementerian Pertanian, perwakilan dinas pendidikan provinsi, dan perwakilan konsorsium pelaksana TMT+. (Diksi/Tan/AP/KR)