Membangun Kesadaran Lingkungan: SMKN 2 Godean menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri
Sleman, Ditjen Vokasi – Lingkungan adalah faktor penting untuk menunjang aktivitas manusia khususnya aktivitas pendidikan. Lingkungan yang aman, nyaman, dan rapi akan membuat siapapun menjadi semangat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Isu lingkungan menjadi penting untuk diperhatikan karena lingkungan yang berkualitas akan menentukan hasil pembelajaran yang berkualitas pula. SMKN 2 Godean, Sleman, Daerah Istimewa (D.I.) Yogyakarta menunjukkan komitmennya dalam membangun kesadaran lingkungan melalui program-program yang inovatif dan berkelanjutan.
Dengan konsistensi yang tinggi akan pelaksanaan kegiatan inovatif yang mendukung keberlanjutan ini membuat SMKN 2 Godean berhasil meraih penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri 2024. Penghargaan ini merupakan sebuah pengakuan prestisius bagi sekolah yang konsisten dalam menjalankan berbagai inisiatif lingkungan.
Untuk mencapai status Sekolah Adiwiyata Mandiri bukanlah hal yang mudah. Dimulai dari kesadaran para pendidik dan siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan, SMKN 2 Godean secara konsisten mengadakan berbagai kegiatan, mulai dari pengelolaan sampah, penghijauan, pemanfaatan potensi lokal, pembuatan produk ramah lingkungan hingga kampanye hemat energi. Setiap warga sekolah terlibat aktif dalam memastikan lingkungan sekolah selalu bersih, hijau, dan ramah lingkungan. Aktivitas tersebut juga merupakan bagian dari implementasi dari pendidikan perubahan iklim yang dilaksanakan di SMKN 2 Godean.
Kepala SMKN 2 Godean, Theresia Susilorini, menyampaikan bahwa keberhasilan SMKN 2 Godean meraih status Adiwiyata Mandiri tidak lepas dari peran semua elemen sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru, staf, hingga siswa. Semua elemen sekolah terlibat aktif dalam setiap kegiatan yang berfokus pada pelestarian lingkungan.
Hal ini juga tercermin dari pembelajaran yang integratif, di mana setiap proses pembelajaran di masing-masing konsentrasi keahlian dihubungkan dengan isu-isu lingkungan dengan tujuan memberikan pemahaman yang mendalam kepada siswa tentang pentingnya menjaga alam.
Salah satu tantangannya adalah menjaga konsistensi dalam melibatkan seluruh warga sekolah dan terus berinovasi dalam menjalankan program-program baru yang ramah lingkungan.
“Sejak Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), kami selalu menanamkan terkait kedisiplinan lingkungan kepada peserta didik baru. Tujuannya adalah untuk membentuk mindset mereka sejak dini hingga nanti pada proses perjalanannya akan lebih terarah,” ucap Susilorini.
Senada dengan itu, Heri Susanto, penanggung jawab pelaksanaan Sekolah Adiwiyata di SMKN 2 Godean, menyampaikan bahwa Sekolah Adiwiyata bukanlah perlombaan, tetapi pembiasaan. Sejak tahun 2018, SMKN 2 Godean telah konsisten untuk mengembangkan kebiasaan hidup bersih dan sehat untuk mewujudkan lingkungan belajar yang nyaman.
Setelah berhasil mendapatkan gelar Sekolah Adiwiyata Nasional di tahun 2020, SMKN 2 Godean memberikan pengimbasan praktik baik Sekolah Adiwiyata ke beberapa sekolah. Semangat SMKN 2 Godean dalam mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih dan nyaman ini membuat SMKN 2 Godean menyabet gelar Sekolah Adiwiyata Mandiri 2024. Tidak berhenti sampai di sini, SMKN 2 Godean menargetkan untuk mendapatkan predikat Green School di waktu mendatang.
“Hidup bersih ini adalah pembiasaan yang akhirnya menjadi kebiasaan. Kita hidup bersih bukan karena ada lomba tapi memang sudah menjadi kebiasaan. Kami menargetkan untuk menjadi green school ke depannya,” ucap Heri.
Sementara itu, siswa kelas XI Konsentrasi Keahlian Tata Busana, Anifah Nurvita Sari, menyampaikan bahwa belajar di lingkungan sekolah yang bersih dan nyaman membuatnya semakin semangat untuk belajar. Kegiatan-kegiatan berbasis lingkungan yang digaungkan di SMKN 2 Godean juga ia terapkan di lingkungan tempat tinggalnya.
“Perbedaanya sangat terasa, kalau lingkungannya rapi kita juga belajarnya enak dan yang paling penting ilmu terkait lingkungan ini juga bisa kami bawa untuk diterapkan di lingkungan tempat tinggal sehingga lingkungan tempat tinggal kami ikutan rapi,” ucap Anifah.
Menurut Anifah, hidup bersih itu adalah kebiasaan yang perlu ditanam sejak dini. Orang-orang yang memiliki kesadaran penuh sudah seharusnya menjaga lingkungan.
“Sebagai manusia yang memiliki akal dan hati nurani sudah seharusnya memperhatikan lingkungan di setiap tindakannya. Apakah tindakannya akan berdampak buruk atau akan berdampak baik karena salah satu tugas besar manusia adalah merawat alam,” ucap Anifah. (Aya/Cecep)