Live Selling ‘Tuku BOS’, Langkah Cerdas SMK NU 1 Karanggeneng dalam Membentuk Jiwa Wirausaha Siswa Berbasis Digital
Lamongan, Ditjen Vokasi – Dalam era digital yang terus berkembang, teknologi telah mengubah cara masyarakat dalam berinteraksi, salah satunya interaksi dalam rangka memasarkan produk jualannya.
Kini, masyarakat telah beranjak meninggalkan pemasaran tradisional ke platform digital yang lebih interaktif dan efisien. Pemasaran digital telah menawarkan beberapa keunggulan, mulai dari jangkauan, analisis data realtime, menjangkau target pasar, dan membuka peluang baru bagi bisnis untuk terhubung langsung dengan konsumen.
Dalam hal ini, SMK NU 1 Karanggeneng, Lamongan, Jawa Timur pun menjawab tantangan tersebut dengan inovasi digital program live selling yang bertajuk “Tuku BOS”. Program ini menjadi terobosan baru yang tidak hanya membekali siswa Konsentrasi Keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran (BDP) dengan keterampilan teknologi, tetapi juga menanamkan jiwa kewirausahaan yang kuat.
Kepala SMK NU 1 Karanggeneng, Muhammad Fatihun Naim Zaki, menyampaikan bahwa program ini dirancang untuk menjawab tantangan zaman di mana teknologi digital semakin menjadi kebutuhan utama dalam berbagai sektor, termasuk pemasaran. Live selling merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menawarkan produknya melalui aplikasi penjualan live streaming, seperti Shopee, TikTok, dan Instagram. Program live selling oleh siswa BDP tersebut memiliki nama “Tuku BOS”, yang mengandung makna “Tuku” yang diharapkan setiap orang mau membeli, sedangkan “BOS” sebenarnya adalah singkatan Bisnis Olahan Siswa.
“Kami ingin siswa tidak hanya cakap dalam teknologi, tetapi juga mampu mengembangkan keterampilan kewirausahaan yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini,” ungkapnya.
Program ini telah berjalan 2 tahun, yang diawali dari inisiatif siswa Konsentrasi Keahlian BDP yang berkeinginan membantu usaha kecil dan menengah (UKM) di sekitar Karanggeneng untuk mempromosikan usahanya melalui live streaming. Dengan adanya program live selling tersebut membawa dampak bagi setiap siswa pemasaran.
Sementara itu, guru Konsentrasi Keahlian BDP, Ria Madinah, menuturkan bahwa dalam pelaksanaan “Tuku BOS”, siswa dilibatkan secara aktif, mulai dari tahap perencanaan, produksi konten, hingga pelaksanaan siaran langsung. Produk yang dijual pun beragam, mulai dari hasil karya siswa sendiri seperti kerajinan tangan, makanan ringan, hingga produk lokal dari masyarakat sekitar. Dengan demikian, program ini juga menjadi bentuk kontribusi sekolah dalam mendukung perekonomian lokal.
“Manfaat dari program ini telah tidak hanya dirasakan oleh siswa, tetapi juga memberikan dampak positif bagi sekolah dan masyarakat sekitar. Masyarakat mendapat kesempatan untuk memasarkan produk mereka lebih luas,” ucap Ria. (SMK NU 1 Karanggeneng/Aya/Cecep)