Jangan Keliru, Ini 3 Perbedaan Kriya Kulit Asli dan Imitasi Menurut SMK Kompetensi Keahlian Kriya Kulit dan Imitasi

Jangan Keliru, Ini 3 Perbedaan Kriya Kulit Asli dan Imitasi Menurut SMK Kompetensi Keahlian Kriya Kulit dan Imitasi

Sleman, Ditjen Vokasi – Dalam dunia industri fesyen dan kerajinan terdapat dua jenis bahan utama yang sering digunakan, yaitu kulit asli dan imitasi. Meski keduanya kerap kali dianggap serupa oleh masyarakat umum, sebenarnya keduanya merupakan hal yang berbeda. 


Buat kamu yang belum tahu perbedaan dari keduanya, berikut ini Gunardi Winarno, guru Kompetensi Keahlian Kriya Kulit dan Imitasi, SMKN 1 Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan memberitahu tiga perbedaan signifikan antara keduanya. 


  1. Bahan dan Sumber

Fesyen dan kriya kulit asli berasal dari hewan, seperti sapi, domba, atau kambing yang melalui proses penyamakan untuk menghilangkan lemak dan mempertahankan keawetan kulit. Proses ini melibatkan bahan kimia atau metode alami untuk menjaga kualitas dan tekstur kulit. Di sisi lain, kulit imitasi atau sintetis dibuat dari bahan-bahan kimia seperti PVC. Kulit imitasi tidak menggunakan bahan hewani sama sekali, melainkan dihasilkan dari campuran plastik dan kain yang diproses sedemikian rupa agar menyerupai kulit asli.


  1. Tekstur dan Aroma

Salah satu perbedaan yang paling jelas antara kulit asli dan imitasi adalah tekstur dan aroma yang dihasilkan. Kulit asli memiliki tekstur yang lebih bervariasi dan alami. Sering kali tekstur kulit asli terasa lebih lembut dan hangat saat disentuh. Selain itu, kulit asli memiliki aroma khas yang berasal dari proses penyamakan. Sebaliknya, kulit imitasi cenderung memiliki tekstur yang lebih seragam dan bisa terasa lebih kaku atau licin. Aroma yang dihasilkan oleh kulit imitasi biasanya berasal dari bahan kimia yang digunakan dalam proses pembuatannya yang berbeda jauh dari aroma alami kulit asli.


  1. Daya Tahan dan Perawatan

Kulit asli dikenal karena daya tahannya yang tinggi. Dengan perawatan yang tepat, produk dari kulit asli bisa bertahan bertahun-tahun bahkan semakin lama semakin terlihat indah karena patina yang terbentuk. Namun, perawatan kulit asli membutuhkan ketelatenan dan produk perawatan khusus untuk menjaga kelembaban dan mencegah kerusakan. Di sisi lain, kulit imitasi cenderung lebih tahan terhadap noda dan lebih mudah dirawat. Meskipun tidak memiliki ketahanan dan umur panjang seperti kulit asli, kulit imitasi sering kali dipilih karena lebih praktis dan harganya lebih terjangkau.


Itu dia tiga perbedaan kerajinan kulit asli dan imitasi. Memahami perbedaan antara kulit asli dan imitasi adalah langkah awal untuk menentukan bagaimana merawat dan mengoptimalkan penggunaan setiap jenis bahan. (Aya/Cecep)