Ini Dia Jurus Sukses Raditya dan Yoris!

Ini Dia Jurus Sukses Raditya dan Yoris!

Jakarta, Ditjen Diksi – Raditya Dika yang dikenal sebagai penulis, aktor, sekaligus komedian bersama Yoris Sebastian, seorang creativepreneur membagikan jurus jitu suksenya melalui talk show yang diadakan oleh Kemdikbud-Ristek beberapa waktu lalu.

“Kita itu perlu untuk bisa memahami bagaimana caranya untuk bisa mengontekstualisasikan apa yang kita dapat selama belajar, selama kuliah sesuai dengan apa yang kita butuhkan,” tutur Raditya.

Raditya pun membeberkan beberapa jurus jitu suksesnya, yaitu mencari peluang, bekerja dengan lentera jiwa (passion), sabar karena kesuksesan tidak ada yang instan, dan  menanamkan mindset bahwa setiap apa yang dibuat adalah sebuah kegagalan. Sehingga, menurutnya, dengan begitu akan membuat kita terus belajar menciptakan sesuatu yang lebih baik lagi.

“Setiap yang saya buat itu kegagalan saja. Tapi, kegagalan itu membuat saya menjadi lebih baik. Perspektif saya apa yang kita buat itu adalah kegagalan, sehingga untuk ke depannya ada sesuatu yang kita buat lebih baik,” jelas Raditya.

Menurut Raditya, peluang sukses itu juga bisa diciptakan dengan bagaimana kita dapat menciptakan nilai dari passion atau apa yang dipelajari untuk menjadi nilai yang dapat ditukar oleh masyarakat. Dengan terjun dan berhadapan langsung dengan industri, tambah Raditya, merupakan langkah baik untuk bisa menemukan banyak kemungkinan keberhasilan melalui kerja nyata atau dimulai dari magang di industri.

Senada dengan Raditya, Yoris Sebastian juga menerangkan bahwa memang dengan diberikannya kesempatan pada mahasiswa untuk magang, bahkan hingga dua semester, justru dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang lebih kompeten.

“Saya amat senang dua tahun terakhir bisa bekerja sama dengan Universitas Indonesia (UI), tepatnya jurusan vokasi yang mengirim mahasiswanya untuk magang selama dua semester. Terbukti, hasilnya luar biasa,” ungkap Yoris.

Yoris juga mengungkapkan rasa senangnya dengan adanya program magang bagi mahasiswa secara nasional. Menurutnya, hal itu dapat membuat kampus dan industri mendapatkan match making untuk apa yang dibutuhkan, dan bisa menjadi simbiosis mutualisme antara kampus serta industri.

“Itu sebenarnya kita bisa membuka diri, seperti anak-anak magang itu bisa lihat kegagalannya. Itulah kehidupan. Dengan dia bisa belajar, seorang Yoris Sebastian juga bisa dapat revisi juga dari klien,” ujar Yoris.

Yoris juga menuturkan bahwa selain kesempatan untuk magang di industri sebagai pembelajaran kerja nyata, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi bekal menuju gerbang kesuksesan. Di antaranya, yaitu cari apa yang menjadi kekuatan, cari apa yang kita sukai/passion, berpikir bahwa dunia membutuhkannya, serta apa yang diraih membuat kita bahagia.

“Buat saya, akan menarik sekali kalau kita bisa akhirnya menciptakan diri kita sesuai empat poin tadi. Akan tetapi, kita harus mensyukuri apa yang ada di depan mata,” lanjut Yoris.

Dari apa yang disampaikan oleh Raditya dan Yoris, keduanya juga mendukung penuh kebijakan Kemdikbud-Ristek yang saat ini telah mentransformasi pembelajaran dengan adanya Kampus Merdeka. Sehingga, dapat memberikan peluang untuk melahirkan SDM unggul yang mampu berdaya saing global. (Diksi/Tan/AP)