Gapai Kesuksesan via Guts, Recilience, Initiative, & Tenacity (GRIT)

Jakarta, Ditjen Diksi – Prio Soepryaritno, Direktur Pusat Studi Apindo, turut memberikan suntikan motivasi mengenai kunci keberhasilan. “Kita perlu GRIT. GRIT itu tidak hanya passion, tapi juga jatuh bangun, nyali, keuletan, dan kreativitas,” ujar Prio saat memberikan webinar New TeFa 2021 beberapa waktu lalu.

GRIT yang dimaksud Prio sendiri adalah sebuah formula bagi keberhasilan seseorang. GRIT merupakan kependekan dari Guts, Recilience, Initiative, & Tenacity. Dalam bahasa Indonesia, istilah GRIT dikenal dengan nyali, ketahanan, inisiatif, dan keuletan (NKIK).

Menurut Prio, apabila ingin mencapai keberhasilan, seseorang perlu memiliki nyali, terutama bagi wirausaha. Nyali ini diperlukan untuk berani mengambil langkah dan menghadapi risiko, termasuk kegagalan. Karena, kegagalan merupakan awal dari seseorang dapat kembali belajar hingga akhirnya menemukan titik keberhasilannya.

Dalam beberapa kasus pada perusahaan sering ditemukan personal yang memiliki talenta, tapi tidak sukses. Hal itu disebabkan, salah satunya karena mereka telah belajar secara eksplisit, tapi tidak memahami jalan ceritanya. Sehingga, itulah pentingnya knowledge management agar pengetahuan yang diperoleh dapat diimplementasikan dengan tepat.

“Ada talent dan ada performance. Saya kasih contoh ini sangat pop zaman dulu (kasus pada salah satu ajang pencarian bakat). Yang jadi pertanyaan adalah ada yang menang, tapi kalah pamor,” lanjut Prio.

Karenanya, menurut Prio, GRIT sangat penting sebagai formula dari sebuah keberhasilan. GRIT merupakan gabungan antara talent dan performance. Sehingga, performance yang tinggi dengan talent yang tinggi itu akan disebut star.

Kasus serupa juga dapat terjadi di dunia akademik. Contohnya adalah mahasiswa yang lulus dengan IPK tinggi, belum tentu juga memiliki performance yang bagus apabila dia tidak menerapkan knowledge management yang baik dan tepat.

Menurut Prio, konsep GRIT ini juga perlu ditanamkan pada SMK agar lulusannya siap terserap dalam dunia usaha/industri dan dunia kerja (DUDIKA). Pasalnya, menjadi produk luaran dari pendidikan terapan yang terlatih dan kompeten saja tidak cukup, apabila tidak dibarengi dengan mental wirausaha atau menanamkan formula GRIT.

Langkah-langkah yang perlu ditempuh SMK untuk dapat mencapai visinya, termasuk pada pencapaian keberhasilan New TeFa 2021, perlu adanya perubahan. Perubahan langkah yang lebih hebat, lebih cerdas, sehingga mampu mencapai tujuannya. “Hidup itu tidak boleh sederhana, hidup itu harus hebat. Yang sederhana itu sikapnya,” jelas Prio. (Diksi/Tan/AP)