Bisa Cegah Serangan Jantung Sejak Dini, Dosen Polsub Kembangkan Aplikasi Screening Jantung berbasis Android

Bisa Cegah Serangan Jantung Sejak Dini, Dosen Polsub Kembangkan Aplikasi Screening Jantung berbasis Android

Subang, Ditjen Vokasi - Tingginya angka kerugian akibat serangan jantung mendorong dosen Politeknik Negeri Subang  (Polsub) melakukan pengembangan dan pengujian “kalkulator jantung” berupa Aplikasi Screening Jantung (ASJ) berbasis Android. Berkolaborasi dengan Klinik Mahardika Center di Subang dan Rumah Sakit Harapan Kita di Jakarta, pengembangan aplikasi yang didanai melalui Program Dana Padanan (Matching Fund) Vokasi 2024 ini diharapkan dapat berkontribusi dalam meminimalisir risiko serangan jantung mendadak, khususnya pada individu yang memiliki faktor risiko.

Pengembangan aplikasi ini dilakukan oleh para dosen dari Program Studi D-3 Keperawatan, Jurusan Kesehatan dan Program Studi D-3 Sistem Informasi, Jurusan Teknologi Informasi dan Komputer, Polsub. Kalkulator jantung ini bisa digunakan untuk mengukur tingkat risiko sindrom koroner akut berdasarkan usia, pengetahuan tentang penyakit jantung koroner, jenis kelamin, diaforesis, serta beberapa tanda dan gejala. 

“Kami melakukan perancangan prototype dan uji coba aplikasi screening jantung berbasis mobile application. Hasil penelitian yang merupakan hilirisasi dari prototyoe ini menunjukkan bahwa penerapan prototype Aplikasi Screening Jantung atau ASJ berpengaruh terhadap kemampuan deteksi dini penyakit jantung,” kata Ketua Tim Matching Fund Polsub, Wardah Fauziah.

Wardah mengungkapkan bahwa seiring dengan penggunaan perangkat seluler yang semakin masif di Indonesia, Aplikasi Screening Jantung ini bisa menjadi salah satu solusi dalam mengetahui penyakit serangan jantung lebih awal, serta dapat memberikan dukungan just-in-time yang adaptif dan tepat sasaran dalam penanganan penyakit jantung.

“Solusi Aplikasi Screening Jantung dapat digunakan untuk menghasilkan dan berbagi rencana perawatan yang berpusat pada pasien, mengelola efek akhir sindrom koroner akut dan perawatannya, serta mendorong perubahan gaya hidup dan perilaku melalui komunikasi dengan penyedia layanan kesehatan,” tambah dosen yang juga menjabat sebagai Ketua Jurusan Kesehatan tersebut.


Tim yang beranggotakan Nuridha Fauziyah, Fitri Handayani, Minanton, Habsyah Saparidah Agustina dari Prodi D3 Keperawatan, serta Slamet Rahayu, dari Prodi D-3 Sistem Informasi itu percaya bahwa aplikasi seluler berbasis Android perancangan mereka ini memungkinkan pasien sindrom koroner akut berkomunikasi dengan dokter dan jaringan pendukungnya.

“Smartphone dan Aplikasi Screening Jantung ini sangat dibutuhkan dalam upaya promotif dan preventif pada penyakit jantung. Dengan aplikasi ini, akan sangat memungkinkan dalam peningkatan komunikasi kesehatan, pertukaran informasi medis, pendidikan populasi sasaran, pencatatan data kesehatan, dan dukungan pengumpulan data,” tambah Nuridha Fauziyah yang merupakan salah satu anggota tim.

Bahkan, untuk mendukung itu semua, para dosen yang juga didampingi oleh mahasiswa tersebut bekerjasama dengan mitra yang memang fokus dalam pengobatan jantung, yaitu Klinik Mahardika Center, Kabupaten Subang dan Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta Barat.

Klinik tersebut dipercaya sebagai salah satu klinik pratama di Subang dengan pelayanan rawat inap dan rawat jalan serta memiliki data kunjungan lansia dengan hipertensi, hiperlipidemia, dan penurunan fungsi kardiovaskuler. Klinik ini memiliki rata-rata kunjungan pasien rawat jalan sebanyak 102 orang setiap bulannya.

Meskipun masih dapat tahap penyempurnaan, pengembangan perangkat ini diharapkan dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat luas. Terlebih berdasarkan data yang ada peningkatan jumlah kematian akibat penyakit jantung salah satunya juga disebabkan masih sedikitnya alat pendeteksi penyakit jantung serta  tidak rutinnya pengecekan kesehatan jantung secara berkala. 

“Kehadiran perangkat ini diharapkan ikut berkontribusi dalam mengurangi kematian mendadak akibat masalah jantung,” ujar Nuridha. (Polsub/Nan/Cecep)