Bersama PT Pertamina ITC, PNC Kembangkan Teknologi Pendingin Rumah Lebah Klanceng Berbasis Energi Surya untuk Bantu Warga

Bersama PT Pertamina ITC, PNC Kembangkan Teknologi Pendingin Rumah Lebah Klanceng Berbasis Energi Surya untuk Bantu Warga

Cilacap, Ditjen Vokasi – Politeknik Negeri Cilacap (PNC) bekerja sama dengan PT Pertamina Patra Niaga Fuel Integrated Terminal Cilacap dan Kelompok Pelestari Mangrove “Sida Asih” menciptakan inovasi pendingin rumah lebah klanceng berbasis energi surya. Inovasi ini bertujuan untuk mendukung keberlanjutan budi daya lebah klanceng milik warga di kawasan Segara Anakan, Kelurahan Kutawaru, Cilacap Tengah, Jawa Tengah.

Nelayan di kawasan Segara Anakan yang tergabung dalam Kelompok Pelestari Mangrove "Sida Asih" telah membudidayakan lebah madu klanceng sejak 2019 sebagai bagian dari diversifikasi usaha selain kegiatan melaut. Meski demikian, suhu panas di wilayah tersebut sering kali mengancam koloni lebah. Jika tidak ditangani, kondisi tersebut dapat mengurangi produktivitas madu yang dihasilkan para pembudidaya.

Oleh karena itu, tim dosen PNC bersama dengan PT Pertamina Patra Niaga Fuel Integrated Terminal Cilacap berkolaborasi untuk mengembangkan inovasi pendingin rumah lebah untuk membantu warga. 


“Kami rasa, pengembangan rumah pendingin ini akan menjadi solusi penting untuk menjaga stabilitas koloni lebah klanceng,” kata  dosen Pengendalian Pencemaran Lingkungan PNC, Oto Prasadi, yang terlibat dalam pengembangan teknologi pendingin rumah lebah tersebut.

Alat pendingin ini, lanjut Oto, memanfaatkan panel surya untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik yang digunakan untuk menghidupkan alat semprot. Air yang disemprotkan menjadi kabut dengan penyemprotan yang diatur setiap satu jam sekali untuk menjaga kelembaban rumah lebah, tanpa membuatnya terlalu basah. 

“Teknologi ini juga dirancang untuk berfungsi secara otomatis dengan memanfaatkan baterai yang menyimpan energi listrik di malam hari sehingga alat tetap bekerja meski tidak ada sinar matahari,” tambah Oto.

Masih menurut Oto, alat pendingin rumah lebah tersebut dirancang dengan mempertimbangkan kondisi ekosistem lebah klanceng. Rumah-rumah lebah diberi jarak yang cukup untuk menghindari konflik antarlebah. Selain itu, sistem semprot air juga akan dikembangkan lebih lanjut dengan menggunakan sensor suhu otomatis untuk menyesuaikan pengoperasian alat berdasarkan kenaikan suhu udara di dalam rumah lebah.

Manager Fuel Integrated Terminal Cilacap Ahmad Delfhin Ananta menjelaskan, inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas madu klanceng yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan membantu masyarakat pesisir dalam diversifikasi usaha. 

"Teknologi pendingin berbasis energi surya ini kami kembangkan agar lebah klanceng bisa tetap produktif di tengah tantangan suhu panas di Segara Anakan," katanya.

Dengan adanya teknologi pendingin ini, diharapkan koloni lebah klanceng di Kelurahan Kutawaru dapat terus berkembang, sekaligus mendukung ketahanan ekonomi masyarakat pesisir melalui diversifikasi usaha yang tidak hanya bergantung pada hasil tangkapan ikan. (PNC/Nan/Cecep)