3 Siswa SMK Al Munawwir IIBS Banyuwangi Raih Medali Perak di Ajang IPITEX Thailand 2025

3 Siswa SMK Al Munawwir IIBS Banyuwangi Raih Medali Perak di Ajang IPITEX Thailand 2025

Banyuwangi, Ditjen Vokasi PKPLK – Tiga siswa SMK Al Munawwir Islamic International Boarding School (IIBS) Banyuwangi, Jawa Timur, meraih medali perak dalam ajang International Intellectual Property, Invention, Innovation, and Technology Exposition (IPITEX) Thailand 2025. 


Acara yang diselenggarakan oleh National Research Council of Thailand (NRCT), Ministry of Higher Education, Science, Research and Innovation of Thailand di Bangkok pada tanggal 2 s.d. 6 Februari 2025 ini menjadi ajang bagi inovator muda dari berbagai negara untuk menunjukkan karya-karya terbaik dalam bidang teknologi. 


SMK Al Munawwir IIBS Banyuwangi yang diwakili oleh Muhammad Azrul Rizal, Ibnu Davawaid, dan Ryan Hidayat membawa sebuah inovasi berbasis internet of things (IoT) yang bernama TempSynX. Alat ini adalah sebuah perangkat pintar yang dirancang untuk memonitoring sistem temperatur, kelembaban, dan kualitas udara kandang unggas yang dirancang untuk membantu peternakan kecil dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional melalui pengelolaan yang cerdas dan terukur.


Kepala SMK Al Munawwir IIBS Banyuwangi, Ahmad Azmi Khoirul Umam, menyampaikan bahwa inovasi yang dikembangkan oleh para siswa ini menunjukkan bahwa dengan ide-ide kreatifnya siswa SMK Al Munawwir IIBS Banyuwangi telah mampu bersaing di tingkat internasional. Prestasi ini tidak hanya mengharumkan nama SMK Al Munawwir IIBS, tetapi juga membuktikan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam dunia inovasi teknologi berbasis IoT.


“TempSynX hadir sebagai solusi nyata bagi industri peternakan, terutama untuk mendukung peternakan kecil agar lebih mandiri dan produktif. Semoga pencapaian ini dapat menjadi motivasi bagi generasi muda lainnya untuk terus berkarya dan berprestasi di kancah internasional,” Azmi.



Ryan Hidayat, siswa Konsentrasi Keahlian Agribisnis Ternak Unggas, SMK Al Munawwir IIBS, menyampaikan bahwa ide pengembangan TempSynX muncul dari permasalahan sehari-hari yang dialami oleh peternak ayam sekitar. Kondisi ayam yang sensitif terhadap perubahan suhu dan kelembaban. 


Kondisi lingkungan yang tidak sesuai dapat menyebabkan stres, menurunkan produktivitas, dan meningkatkan risiko penyakit. Terlebih industri peternakan ayam menjadi salah satu penyumbang besar dalam kebutuhan pangan, terutama daging ayam dan telur. Inovasi yang mendukung produksi optimal sangat diperlukan. 


Dengan memanfaatkan IoT, peternak dapat memantau kondisi kandang secara real-time tanpa harus melakukan pemeriksaan manual sehingga lebih hemat waktu dan tenaga.


Dengan kecanggihan yang dimiliki, alat ini diharapkan dapat membantu para peternak unggas meningkatkan produktivitas dan mengurangi rIsiko kerugian akibat manajemen yang kurang optimal,” ucap Ryan. (SMK Al Munawwir IIBS/Aya/Cecep)