‘Pernikahan Massal’ Siap Hasilkan SDM Kompeten

Jakarta, Ditjen Diksi - Melalui acara “Selamat Pagi Indonesia” yang disiarkan oleh Metro TV pada Jumat (10/7),  Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen DIksi) Wikan Sakarinto kembali mengenalkan program yang tengah digaungkan pendidikan vokasi, yakni “pernikahan massal” yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim sejak beberapa waktu lalu.“Jangan pernah ragu bagi murid SMP masuk SMK, serta jangan ragu murid SMA masuk kampus vokasi karena akan ada program ‘link & match’ hingga level pernikahan,” tutur Wikan.

Wikan pun menjelaskan dalam “pernikahan massal” akan dianggap “link & match” apabila diterapkan minimal empat paket pernikahan. Yang pertama adalah kurikulum yang dibuat, dipastikan dan disetujui bersama antara pendidikan vokasi dengan industri. Kedua, magang yang disusun bersama-sama.

Adapun yang ketiga, yaitu proses pembelajaran diajarkan bersama oleh pengajar dari akademis dan praktisi industri. Dan keempat, industri memberikan pernyataan resmi atas kesiapan dalam menyerap lulusan vokasi.
Menurut Wikan, fakor dari kesuksesan adalah manusianya. Yang dimaksud, yaitu guru-guru, kepala sekolah, dosen, dekan vokasi, dan direktur politeknik agar mengubah mindset-nya untuk menggunakan project based learning. Targetnya, guru dan dosen harus diterjunkan ke industri.

Selain itu, juga harus ada tenaga pengajar dari industrinya sendiri dalam pendidikan vokasi. Dengan adanya dosen-dosen dari praktisi industri, maka pembelajaran bisa lebih kontekstual dan lebih baik lagi.
“Terkait dengan keuntungan yang didapat oleh industri, apabila kurikulum dibuat bersama, dirancang bersama, maka saya punya bayangan akan ada suatu masa industri akan merasa kebanjiran SDM yang kompeten. Itu merupakan ekosistem yang sangat subur bagi industri untuk menaikkan daya saingnya dan produktivitasnya karena dipenuhi oleh SDM yang unggul,” terang Wikan.

Apabila nanti sudah berhasil dengan “pernikahan” dan bisa menghasilkan SDM kompeten, Wikan pun berharap industri dapat menghargai karir dan menaikkan income untuk lulusan vokasi. Sehingga, hal tersebut bisa menarik minat banyak calon siswa vokasi.

Di samping itu, Wikan juga menargetkan tahun ini minimal harus berhasil menikahkan 100-200 prodi di perguruan tinggi vokasi. Ditambah lagi, ribuan SMK serta lembaga kursus dan pelatihan juga didorong mengikuti program “link & match”. (Diksi/RA/AP)