Mahasiswa Vokasi Bakal Magang di Perusahaan Ternama

Jakarta, Ditjen Diksi – Melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan kompeten merupakan salah satu tujuan dari adanya pembangunan ekosistem pendidikan vokasi. Guna mendukung hal tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi bersama Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) bekerja sama untuk memfasilitasi Program Magang Bersertifikasi melalui Beasiswa Microcredential dan Studi Independen.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto mengatakan, dengan adanya program ini mahasiswa mendapatkan kesempatan besar untuk mengasah kompetensi dan soft skills, hingga memperoleh sertifikasi yang dikenal dan diakui oleh dunia industri.

“Magang bersertifikat ini dilengkapi lagi dengan sertifikasi yang dikenal oleh dunia industri. Istimewanya lagi oleh Mas Menteri, perusahaan yang dipilih untuk magang bersertifikat kampus vokasi ini tidak sama dengan magang seperti biasanya. Kalau ini perusahaannya kita datangi, kemudian mereka diminta membuat proposal sertifikasinya dan proyeknya seperti apa,” ujar Wikan pada “Sosialisasi Program Kampus Merdeka Vokasi 2021: Beasiswa Microcredentials Bermagang dan Studi Independen” secara daring (21/7).

Berbeda dengan magang seperti biasanya, pada program magang bersertifikasi ini, Kemdikbud-Ristek menggandeng perusahaan-perusahaan ternama untuk turut serta dalam program ini. Sehingga, pengajuan magang bukan lagi mengenai proposal yang diajukan mahasiswa terhadap perusahaan. Akan tetapi, perusahaan yang membuat proposal dan rencana pelaksanaan magang tersebut.

Wikan juga menyampaikan apresiasinya terhadap LPDP yang telah memfasilitasi program tersebut. “Kami mengapresiasi LPDP. Kenapa? Karena biasanya beasiswa studi lanjut ke luar negeri, mulai tahun ini LPDP mendukung kegiatan pembelajaran tidak hanya untuk studi lanjut, tapi juga magang atau istilahnya studi independent,” tuturnya.

Pada program ini, menurut Wikan, dapat menjadi win-win solution. Hal itu karena perusahaan tidak hanya mengambil sepuluh mahasiswa yang diberikan kesempatan, tapi sebanyak kurang lebih 100 mahasiswa dapat diberikan kesempatan untuk magang di satu perusahaan. Dengan begitu, perusahaan juga dapat dimudahkan dalam melakukan penyeleksian calon pegawai yang sudah dilatih kompetensinya sejak awal melalui program magang bersertifikasi.

Dalam pelaksanaannya, LPDP menyediakan anggaran untuk memfasilitasi kegiatan tersebut. Mahasiswa akan menerima gaji selama magang berkisar paling tinggi senilai Rp4 juta. Tetapi, gaji tersebut bervariasi dan disesuaikan dengan pembebanan kerja yang diberikan oleh perusahaan kepada mahasiswa tersebut.

Untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan program tersebut dalam mencetak lulusan yang kompeten, unggul, dan berdaya saing global, Wikan berharap LPDP juga dapat memfasilitasi para supervisor magang untuk melakukan pelatihan agar mahasiswa vokasi yang magang dapat melakukan pekerjaan yang sesuai, serta mendapatkan bimbingan yang tepat.

Hal itu disambut baik oleh Direktur LPDP Dwi Larso. “Kita ingin mendidik putra-putri terbaik Indonesia agar mereka bisa mandiri, baik menciptakan bisnis sendiri maupun  bekerja di industri yang baik. Jadi, LPDP tidak hanya mendukung pengembangan S2/S3, tapi juga beasiswa vokasi,” jelasnya.

Menurut Dwi, program magang yang merupakan bagian dari pelaksanaan Kampus Merdeka Vokasi ini membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak untuk mencapai keberhasilan. Dwi menerangkan, ada tiga jenis golongan yang dapat menjadi pemecah masalah dalam situasi seperti ini, yaitu golongan intelektual yang memiliki integritas, profesional yang dapat memberikan karya, serta golongan yang ingin menjalankan bisnis sendiri (entrepreneur).

Untuk itu, agar tidak stagnan pada situasi pandemik Covid 19 ini, pendidikan vokasi harus terus berjalan dan adaptif. Adi Mahfud, perwakilan dari Kadin/Apindo, mengutarakan lima metode yang dapat dilakukan, yakni:

• Membangun kolaborasi, yaitu membangun ekosistem pendidikan vokasi yang berkualitas;

• Mampu menjawab tantangan bisnis dan pekerjaan di masa depan;

• Memiliki strategi yang efektif untuk memberdayakan sumber daya dengan efisien dan tidak bertele-tele;

• Mengikuti trend bisnis masa kini agar dapat adaptif; serta

• Memiliki komitmen dan kesungguhan membangun gerakan merdeka vokasi.

Sementara itu Direktur Mitras DUDI Ahmad Saufi berharap, melalui berbagai kolaborasi dan komitmen dari berbagai pihak untuk membangun gerakan Kampus Merdeka Vokasi dan mendukung berbagai programnya, seluruh civitas pedidikan tinggi vokasi dapat turut mengikuti program ini agar lulusan yang dihasilkan dapat menjadi SDM yang unggul dan kompeten.

“Melalui program ini, mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan potensi dan skill untuk dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja (DUDIKA). Program ini terbuka bagi mahasiswa perguruan tinggi vokasi swasta maupun negeri di bawah binaan Kemdikbud-Ristek,” ungkap Saufi. (Diksi/Tan/AP/Adi Sutrisno)