Vokasifest 2024: Dari Akademisi sampai Praktisi Bagikan Strategi Branding untuk Insan Vokasi yang Punya Usaha

Vokasifest 2024: Dari Akademisi sampai Praktisi Bagikan Strategi Branding untuk Insan Vokasi yang Punya Usaha

Jakarta, Ditjen Vokasi - Salah satu output pendidikan vokasi adalah lulusan mampu merintis usaha berbekal kompetensi di berbagai bidang keterampilan. Untuk menjadi wirausaha sukses, branding merupakan salah satu hal yang sangat penting. Dalam talkshow Vokasifest 2024, akademisi sekaligus praktisi bagikan strategi branding untuk meningkatkan usaha. 


Bertajuk “Strategi Branding untuk Wirausaha Pemula”, talkshow vokasi kali ini menampilkan Irvan Helmi selaku Co-Founder Anomali Coffee dan Pipitlin Cocoa, Tipri Rose Kartika atau biasa disapa Ocha selaku Direktur Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia), serta Salamatul Hifdiyah sebagai Founder Go Soya. Kegiatan ini bertempat di Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat pada 20 Juli 2024.


Pada sesi talkshow tersebut, Ocha menekankan bahwa pendidikan vokasi mendorong peserta didik untuk menjadi wirausaha. Hal itu menjadi praktik baik Polimedia sebagai perguruan tinggi vokasi berbasis

industri dan kewirausahaan. 


“Konsumen harus tahu dulu bahwa ada produk tersebut. Maka dari itu branding menjadi hal krusial yang harus dilakukan oleh setiap wirausaha pemula,” ungkap Ocha.


Menurut Ocha, membangun kepercayaan konsumen juga termasuk ke dalam strategi branding. Konsumen yang percaya terhadap suatu produk akan menjadi pelanggan setia dan berdampak pada penjualan.


Ocha menambahkan, “Keunikan suatu produk harus difokuskan untuk branding. Sebagai contoh branding dapat dilihat dari logo. Misal, logo yang menarik akan mengingatkan konsumen terhadap suatu produk tersebut.”


Menilik Praktik Branding dari Anomali Coffee dan Go Soya



Keseruan sesi talkshow ini pun semangat semarak dengan berbagi praktik branding dari Anomali Coffee dan Go Soya. Irvan Helmi menyebutkan bahwa ia mempelajari proses branding untuk usaha kopinya pun tak sembarang. Ia harus mengulik dan mempelajari kopi dari hulu ke hilir untuk menentukan branding yang tepat.


“Persaingan industri kopi cukup sengit. Hati-hati jangan sampai branding hanya coffee shop-nya saja, tetapi juga kualitas kopinya,” pesan Irvan.


Menurut Irvan, branding tempat kopi memang menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan. Akan tetapi, kualitas kopi adalah hal utama karena konsumen akan datang kembali dan repurchase berdasarkan kualitas produknya. Dari mempelajari branding dari dasar tersebut lah, Anomali Coffee pun tidak hanya memiliki coffee shop, tetapi juga pabrik roasting coffee yang mana produknya pun dijual ke kedai-kedai kopi lainnya. 


Hal tersebut juga dilakukan oleh Salamatul Hifdiyah sebagai Founder Go Soya. Alumnus Politeknik Negeri Malang (Polinema) itu melakukan branding dimulai dari penamaan nama produk. Berdasarkan penjelasannya, Go Soya memiliki makna “Go” yang berarti maju, bergerak, ke depan dan “Soya” yang artinya kedelai. Nama itu diharapkan Salma agar dapat menghasilkan program solutif dari limbah kacang kedelai tersebut.


“Penamaan produk sebagai bentuk branding bagi produk saya sehingga bisa dikenal banyak oleh masyarakat. Selain itu branding produk saya juga berupa ‘produk solutif’,” ujar Salma, sapaan Salamatul Hifdiyah.


Gadis berusia 23 tahun tersebut pun juga mengembangkan produk berangkat dari keresahan yang ada di masyarakat terkait limbah kacang kedelai. Kulit ari kedelai tersebut diolah menjadi tepung yang kemudian bisa dijadikan bahan dasar pembuatan makanan, seperti macaroon, kue kering, maupun puding.


Salma mengembangkan inovasi ini bersama kedua temannya yang merupakan alumni Teknik Kimia Polinema, yaitu Prasasti Valentina Gustama dan Syayyidah Fatimatuz Zahro sehingga mendukung proses pengembangan produk pangan yang unik dari olahan limbah tempe.


Branding yang sukses memang tak sembarang dan diperlukan berbagai macam uji coba usaha sehingga menemukan keunikan produk tersendiri. Dari adanya sesi talkshow Vokasifest ini diharapkan insan vokasi dapat terinspirasi mengenai strategi branding dari sisi akademisi maupun para praktisi. 


Sebagai informasi, talkshow Vokasifest 2024 merupakan salah satu rangkaian kegiatan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia (Gernas BBI/BBWI) X Vokasifest 2024. Kegiatan ini merupakan dua agenda besar hasil kolaborasi Kemendikburistek sebagai Campaign Manager dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta sebagai Co-campaign Manager Gernas BBI/BBWI 2024 di wilayah DKI Jakarta. 


Harvesting Gernas BBI/BBWI X Vokasifest 2024 sendiri berlangsung pada 20—21 Juli 2024 di Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Kegiatan yang mengusung tema “Mendukung Lokal Membangun Negeri” ini berlangsung dengan beberapa rangkaian kegiatan, di antaranya pameran UMKM, pameran karya vokasi, talkshow, workshop, pertunjukan seni, dan Seremoni Harvesting. 


Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengedukasi masyarakat terkait pendidikan vokasi serta mendorong masyarakat untuk bangga menggunakan produk buatan Indonesia dan berwisata di Indonesia. (Zia/Cecep)