Upaya Konservasi Wayang, AKN Seni dan Budaya Yogyakarta Adakan Pesta Wayang
Bantul, Ditjen Vokasi – Dalam rangka merayakan Hari Wayang Nasional dan Dunia, Akademi Komunitas Negeri (AKN) Seni dan Budaya Yogyakarta menggelar pesta wayang (13-10-2023).
Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini wayang sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda. Acara yang mengangkat tema “Mewayang Hayu, Eksistensi dan Konservasi” ini menjadi ajang bagi AKN Seni dan Budaya Yogyakarta dalam menjaga pelestarian wayang di Indonesia.
Hari Wayang Nasional menjadi momentum puncak kesadaran, persatuan, kecintaan masyarakat Indonesia dalam melestarikan, mengembangkan, serta mengkaji wayang dalam rangka untuk mewujudkan kebudayaan nasional yang dinamis dan modern.
Direktur AKN Seni dan Budaya Yogyakarta, Supadma, menyampaikan bahwa acara pesta wayang tersebut menjadi bagian dari upaya AKN Seni dan Budaya Yogyakarta dalam memperkenalkan wayang dengan berbagai jenis dan karakternya kepada masyarakat. Melalui pesta wayang tersebut, Supadma berharap akan mempercepat regenerasi dalam dunia pewayangan di Indonesia khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
“Pesta wayang ini dikemas sedemikian rupa untuk memvisualisasikan wayang dengan penggunaan media apa pun. Hal ini sebagai wujud eksistensi dengan tetap memperlihatkan wayang sebagai wujud konservasi,” ucap Supadma.
Acara yang digelar selama enam hari ini tidak hanya berisi pameran wayang saja. Berbagai rangkaian acara turut memeriahkan pesta wayang ini, seperti workshop pembuatan wayang dan para peserta yang hadir pun berkesempatan untuk belajar membuat wayang dari proses awal hingga akhir.
Ketua Program Studi Kriya Kulit, AKN Seni dan Budaya Yogyakarta, Junenda Rahmawati, menyampaikan apabila agenda pesta wayang tahun ini diharapkan akan memberikan ruang yang luas untuk wayang bisa dipahami dari berbagai lapisan masyarakat.
“Wayang tidak hanya dinikmati sebagai suguhan untuk edukasi saja, namun juga sebagai media kreativitas yang bebas luas untuk mengekspresikan ide gagasan sehingga tercipta kondisi yang tidak kaku,” ucap Junende. (AKN Seni dan Budaya Yogyakarta/Aya/Cecep)