Transformasi Pendidikan Vokasi Membutuhkan Peran Kehumasan yang Aktif

Transformasi Pendidikan Vokasi Membutuhkan Peran Kehumasan yang Aktif


Jakarta, Ditjen - Humas memainkan peran strategis di era banjir informasi dan perkembangan teknologi dan informasi digital seperti saat ini. Peran tersebut semakin penting bagi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), termasuk  Direktorat Jenderal Pendidikan vokasi seiring transformasi pendidikan vokasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah.


Berbagai transformasi pendidikan yang telah dilakukan melalui melalui 26 episode Merdeka Belajar perlu dikomunikasikan kepada khalayak publik. Tidak hanya agar masyarakat dapat memahami secara utuh dari setiap episode Merdeka Belajar yang sudah dirumuskan dengan matang, tetapi juga menarik peran dan partisipasi publik dalam mewujudkan transformasi pendidikan, termasuk transformasi pendidikan vokasi.


Berbicara di acara Temu Humas dan Publikasi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Tahun 2024 pada Rabu (20-3-2024), Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, mengatakan saat ini zaman telah berubah. Kegiatan praktik-praktik kehumasan yang dahulu mungkin tidak digarap serius, tetapi saat ini menuntut peran yang lebih strategis.



“Saat ini zamannya menuntut informasi yang lebih baik, lebih banyak, dan lebih bermakna. Apalagi, kita sedang melakukan transformasi pendidikan, melakukan banyak sekali perubahan,” kata Dirjen Kiki.


Oleh karena itulah, lanjut Dirjen Kiki, kerja-kerja kehumasan menjadi sangat penting dalam menunjang keberhasilan transformasi pendidikan yang sedang dilakukan. Keberhasilan-keberhasilan dari transformasi pendidikan yang sudah dilakukan harus diinformasikan atau disebarkan kepada publik. 


“Apalagi Saat ini juga sangat memungkinkan bagi kita untuk menyampaikan informasi karena sarananya banyak,” lanjut Dirjen Kiki.

Masih menurut Dirjen Kiki, selain menginformasikan berbagai capaian dari transformasi pendidikan vokasi, berbagai kerja-kerja kehumasan yang dilakukan unit-unit satuan pendidikan vokasi juga menjadi salah satu cara untuk membangun eksistensi lembaga pendidikan vokasi itu sendiri.


“Jadi, rajin-rajinlah untuk mempublikasikan informasi kepada publik karena dengan ini kita bisa menjaga eksistensi institusi kita. Tahun ini adalah year of achievement,” kata Dirjen Kiki.


Meski didorong untuk aktif melakukan publikasi informasi, Dirjen Kiki juga menyampaikan beberapa hal yang harus diperhatikan saat menyampaikan informasi kepada publik. Selain harus menyampaikan informasi yang benar dan sudah terverifikasi dengan bahasa yang santun dan tidak multitafsir, Dirjen Kiki juga mengingatkan agar tidak menyampaikan informasi yang bersifat sugar coating dan terkesan melebih-lebihkan.


“Humas itu refleksi dari institusi. Kalau humasnya bagus, institusinya juga bagus,” kata Dirjen Kiki menambahkan.




Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Saryadi, menyampaikan bahwa temu humas kali ini menjadi bagian dari kesatuan gerak dan langkah dalam menentukan arah komunikasi massa yang sangat diperlukan dalam rangka untuk terus rebranding dan publikasi program-program prioritas Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi.


“Humas tidak bisa bekerja sendiri. Komunikasi dan kerja sama dari berbagai pihak di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, baik unit kerja pusat, Balai Besar Vokasi, LLDikti, perguruan tinggi vokasi, dan organisasi mitra sangat dibutuhkan demi mewujudkan cita-cita mulia kita, Vokasi Kuat, Menguatkan Indonesia,” kata Saryadi.


Temu Humas dan Publikasi kali ini diikuti oleh perwakilan dari seluruh humas direktorat teknis, politeknik negeri, akademi komunitas negeri, Balai Besar/Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BB/BPPMPV), Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah I-XVII, Forum Pengelola Lembaga Kursus dan Pelatihan (FPLKP), Himpunan Penyelenggara Pelatihan dan Kursus Indonesia (HIPKI), dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Nasional. (Nan/Cecep)