Tingkatkan Relevansi Lulusan Vokasi dengan Kebutuhan Industri melalui Digitalisasi  Instrumen

Tingkatkan Relevansi Lulusan Vokasi dengan Kebutuhan Industri melalui Digitalisasi Instrumen

Surabaya, Ditjen Vokasi - Industri di seluruh dunia menghadapi tantangan untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi di tengah transformasi digital yang sedang berlangsung. Hal ini menyebabkan tuntutan baru bagi lulusan vokasi yang memiliki keterampilan yang relevan untuk memenuhi kebutuhan industri saat ini. Maka dari itu, perlu adanya penyelarasan lulusan vokasi dengan kebutuhan industri.

Dalam menjawab tantangan tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) mengadakan kegiatan Reviu dan Uji Coba Digitalisasi Instrumen Penyelarasan Pendidikan Vokasi. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada 27 s.d. 29 Maret di Surabaya.



Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Mitras DUDI, Uuf Brajawidagda, dalam sambutannya mengatakan perlunya upaya meningkatkan mutu pendidikan vokasi dan memastikan keselarasan dengan dunia industri. 

“Kami berupaya memfasilitasi agar sekolah vokasi dapat mengukur posisi keselarasannya dengan kebutuhan industri melalui alat ukur yang sedang dikembangkan," ujar Uuf.

Menurut Uuf, penyelarasan pendidikan vokasi dengan dunia industri memiliki dimensi yang kompleks. Oleh karena itu, kegiatan ini menjadi strategi yang bertujuan untuk meningkatkan relevansi lulusan pendidikan vokasi dengan dunia kerja melalui penyelarasan yang tepat antara satuan pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri.

Hal senada pun disampaikan oleh Ketua Tim Penyelarasan Pendidikan Vokasi, Sulistio Mukti Cahyono. Dalam sambutannya, Sulistio menyambut baik atas terselenggaranya kegiatan ini. 

"Kami berharap kedepan satuan pendidikan vokasi bisa menilai dirinya sendiri apakah proses yang selama ini dilakukan sudah berjalan dengan baik. Hal ini penting untuk memastikan bahwa lulusan memiliki kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan industri,” imbuhnya.

Upaya-upaya yang akan ditempuh tersebut pun dipaparkan oleh tim ahli dari Universitas Negeri Yogyakarta, Eka Ary Wibawa. Salah satu caranya ialah dengan memiliki instrumen penyelarasan pendidikan vokasi. Instrumen ini bertujuan untuk  mengukur tingkat keselarasan antara satuan pendidikan vokasi dengan mitra industri.

"Hasil kajian kami menunjukkan adanya kesenjangan antara demand dan supply kompetensi lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri. Untuk itu dibutuhkan instrumen yang dapat mengukur tingkat penyelarasan tersebut”, ujarnya.

Instrumen tersebut terbentuk melalui adanya digitalisasi berbasis web. Berfokus pada penilaian  kurikulum, pembelajaran, pendidik dan tenaga kependidikan, peserta didik, sarana dan prasarana, dan kemitraan. 

Adapun uji coba instrumen digital penyelarasan Pendidikan Vokasi dihadiri oleh perwakilan dari satuan pendidikan vokasi, lembaga kursus pelatihan, dan industri mitranya. Diharapkan bahwa hasil akhir dari kegiatan ini dapat memberikan informasi yang berguna dalam menilai tingkat keselarasan satuan pendidikan vokasi dengan mitra industri, sehingga dapat meningkatkan kualitas lulusan yang siap terjun ke dunia kerja. (rob)