Tingkatkan Kompetensi, BBPPMPV Seni dan Budaya Kembali Selenggarakan Upskilling dan Reskilling Guru Vokasi
Sleman, Ditjen Vokasi - Peningkatan kompetensi guru vokasi menjadi salah satu prioritas Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dalam rangka melaksanakan program kerja. Melalui Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Seni dan Budaya (BBPPMPV Senbud), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi kembali menyelenggarakan Upskilling dan Reskilling Guru Vokasi Bidang Seni dan Budaya gelombang 4.
Pendidikan dan pelatihan ini berdampak kepada 170 peserta dari 11 program keahlian di bidang seni dan budaya. Kepala BBPPMPV Seni dan Budaya, Sarjilah, membuka kegiatan ini pada Senin (28-10-2024) di Auditorium Saraswati BBPPMPV Seni dan Budaya, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam sambutannya, Sarjilah mengucapkan selamat kepada para peserta yang terpilih.
“Karena untuk menjadi peserta Upskilling dan Reskilling ini satu perjuangan melalui rekrutmen yang mana saingannya banyak dan harus masuk kualifikasi,” ujar Sarjilah.
Sarjilah juga memberikan pesan bahwa selama kurun waktu satu bulan, peserta diharapkan fokus dalam mengikuti pelatihan dan menyiapkan kompetensinya. Dengan begitu, guru akan mampu merealisasikan dalam melayani anak didik sehingga mempersiapkan murid yang luar biasa berprestasi.
“Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan semua pihak yang berkontribusi dalam acara ini. Semoga kegiatan ini berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan kita semua,” tuturnya.
Pelatihan Guru yang Berbasis Industri
Fokus utama dalam program Upskilling dan Reskilling Guru Vokasi adalah mempersiapkan kompetensi guru berbasis industri. Maka dari itu, pelatihan guru tersebut pun bekerja sama dengan banyak industri seni budaya sesuai program keahlian.
Sebelas program keahlian tersebut adalah Animasi 3D, Desain Komunikasi Visual (DKV) dengan Konsentrasi Fotografi, Iklan Media Digital, Videografi, Kriya Kayu, Produksi Film, Produksi Televisi, Seni Karawitan, Seni Musik Klasik, Seni Musik Pop, dan Seni Tari.
Ketua Tim Kerja Fasilitasi peningkatan Kompetensi (FPK), BBPPMPV Seni dan Budaya, Sito Mardowo, menjelaskan bahwa peran industri dalam pelatihan ini diharapkan menjadi motivasi bagi para peserta sehingga memiliki kompetensi dan berwawasan industri.
“Pelatihan ini diharapkan meningkatkan kompetensi guru vokasi kemudian memberikan wawasan dan budaya kerja di industri, melakukan uji kompetensi keahlian bagi peserta di dunia kerja, serta menghasilkan produk atau karya sesuai kompetensi atau keahliannya masing-masing,” jelas Mardowo.
Mardowo pun menerangkan mode pelatihan secara luring di balai dari 28 Oktober s.d. 9 November. Materi yang diajarkan meliputi kebijakan pendidikan vokasi, kebijakan BBPPMPV Seni dan Budaya, Kurikulum Merdeka, Teaching Factory (Tefa), dan Literasi Penguatan PMM. Terdapat pula materi resiliensi Indonesiana TV sebagai gerbang wawasan diferensiasi kebudayaan dan dilanjutkan praktik kejuruan di substansi masing-masing.
Setelah itu, pelatihan pun dilanjutkan dengan pembuatan video praktik baik di industri dari 11—22 November 2024 dengan materi magang industri sesuai dengan konsentrasi keahlian masing-masing. Untuk menguji pemahaman, guru-guru pun akan melakukan uji kompetensi di industri.
“Tak hanya itu, pelatihan pun dilanjutkan moda luring kembali di Balai yang dilaksanakan pada tanggal 23—26 November 2024 untuk persiapan pameran atau pementasan tes akhir refleksi sebagai rencana tindak lanjut,” tutur Mardowo. (BBPPMPV Senbud/Zia/Cecep)