Melatih Jiwa Wirausaha Siswa, SMKN 2 Ketapang Produksi Nata de Coco
Ketapang, Ditjen Vokas PKLK – Menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten di bidangnya adalah salah satu tujuan dari pendidikan vokasi, khususnya pada jenjang SMK.
Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk menyiapkan SDM yang berkompeten, siap kerja, dan memiliki jiwa wirausaha, salah satunya melalui kegiatan teaching factory (Tefa). SMKN 2 Ketapang, Kalimantan Barat dalam upayanya menanamkan jiwa wirausaha pada siswa pun melakukan upaya dengan mengembangkan produk nata de coco. Pengembangan produk ini adalah langkah inovatif untuk melatih siswa agar tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga wirausaha yang kuat.
Produk nata de coco adalah produk hasil pelaksanaan mata pelajaran kewirausahaan yang dilakukan di SMKN 2 Ketapang. Dengan memanfaatkan potensi lokal, seperti kelapa yang melimpah di Ketapang, SMKN 2 Ketapang menjadikan produksi nata de coco sebagai peluang yang menguntungkan sekaligus relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Kepala SMKN 2 Ketapang, Trisno, menyampaikan bahwa program ini tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga mencakup seluruh aspek bisnis, mulai dari proses pengolahan bahan baku, pengemasan, hingga pemasaran produk.
“Kami ingin siswa memahami rantai nilai produk, sehingga mereka bisa menjadi wirausahawan yang mandiri setelah lulus,” ucap Trisno.
Sementara itu, guru pengampu mata pelajaran kewirausahaan, Susi Aryanti, menyampaikan bahwa pengembangan produk nata de coco ini adalah langkah yang tepat dalam mengelola potensi kelapa lokal yang banyak ditemui di Ketapang. Selain rasanya yang enak, pembuatan nata de coco ini pun tidak sulit dan biaya yang dibutuhkan tidak banyak.
Dengan adanya kegiatan produksi nata de coco ini, SMKN 2 Ketapang tidak hanya menyiapkan lulusan yang terampil, tetapi juga membentuk generasi muda yang kreatif, inovatif, dan mampu menciptakan peluang usaha di masa depan. Produk nata de coco SMKN 2 Ketapang dijual mulai dari Rp8 ribu dan sudah dipasarkan secara offline maupun melalui media sosial.
“Penjualan masih sebatas lingkungan tempat tinggal dan sekolah. ke depan kami akan coba untuk merambah pasar online agar jangkauan pasar bisa lebih luas,” ucap Susi. (SMKN 2 Ketapang/Aya/Cecep)