Tingkatkan Kebersamaan Ibu dan Anak, SKB Kota Pekalongan Gelar Pelatihan Pembuatan Kaus Shibori

Tingkatkan Kebersamaan Ibu dan Anak, SKB Kota Pekalongan Gelar Pelatihan Pembuatan Kaus Shibori

Pekalongan, Ditjen Vokasi PKLK - Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Pekalongan, Jawa Tengah menggelar kegiatan Fun Day yang melibatkan orang tua dan para siswa berkebutuhan khusus. Kurang lebih ada sekitar 35 siswa kelas inklusi yang mengikuti kegiatan yang diisi dengan pembuatan kaus shibori.


Pelaksana Tugas (Plt.) SKB Kota Pekalongan, Bonari, mengatakan bahwa kegiatan Fun Day ini bertujuan untuk memperkuat bonding atau ikatan batin antara ibu dan anak yang tak lain merupakan penyandang disabilitas, mulai dari tunarungu, down syndrome, hingga autis.


“Kami berharap agar orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus (ABK) bisa mendukung dan menerima anak-anak mereka dengan penuh kasih sayang,” kata Bonari.


Menurut Bonari, dengan adanya momen-momen kebersamaan antara anak dan orang tua, para orang tua bisa lebih memahami kondisi anak mereka dan menerima kondisi anak. Dengan demikian, hal ini mendukung perkembangan dan tumbuh kembang anak-anak serta membangun kepercayaan diri anak.


Menurut Bonari, pemahaman orang tua mengenai ABK masih kurang sehingga sering kali disamakan dengan anak-anak pada umumnya yang kadang menimbulkan hambatan pada perkembangan mereka.


Acara Fun Day yang baru dilakukan untuk pertama kali ini memilih kegiatan pembuatan kaus shibori. Pemilihan pembuatan kaus shibori juga karena aktivitas ini melibatkan kerja sama dalam melipat, mencelup kain untuk mewarnai dan sebagainya. 


“Alasan filosofis lainnya, kami menggambarkan ABK ini seperti kain putih, bagaimana peran kita "mewarnai" dunia mereka itu yang akan memengaruhi hasil akhirnya,” ujar Bonari.


Hasil akhir dari kegiatan Fun Day ini nantinya akan digunakan oleh anak-anak saat sekolah. Dengan demikian, anak-anak dapat termotivasi dan percaya diri bahwa mereka dapat menghasilkan karya yang bisa digunakan.


Sementara itu, Ardi Armaddi, salah satu pengajar di SKB, mengungkapkan bahwa kegiatan ini juga bertujuan mempererat hubungan orang tua dan anak, khususnya bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). 


“Hari ini adalah hari yang luar biasa, dimana kami mengajak orang tua untuk terlibat langsung dalam proses belajar anak-anak mereka. Kaus shibori yang berasal dari kain putih ini kami ibaratkan sebagai anak, yang kemudian kami (orang tua) beri warna-warna tertentu selayaknya keinginan dan potensi mereka agar mereka merasa diterima, disayang, dan dapat berkembang,” jelasnya.


Menurutnya, peran orang tua sangat penting dalam mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus.


“Melalui kegiatan Shibori ini, anak-anak tidak hanya belajar membuat karya seni, tetapi juga mengembangkan stimulasi sensorik dan motorik mereka. Mereka mengenal warna, belajar mengikat, mencelup, dan membentangkan kain. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi momen berharga bagi anak dan orang tua untuk bersama-sama belajar, berkreasi, dan saling terhubung. Interaksi yang terjalin selama kegiatan ini akan memperkuat ikatan emosional di antara mereka," ujarnya.


Para orang tua dan peserta didik menunjukkan antusiasme yang tinggi selama kegiatan berlangsung. Dengan adanya aktivitas bersama ini, anak-anak berkebutuhan khusus diharapkan semakin merasa dicintai dan didukung oleh keluarga mereka. 


“Kami berharap, anak-anak berkebutuhan khusus mendapatkan tempat yang layak, pendidikan yang setara, serta dukungan penuh dari orang tua. Jangan pernah lelah membersamai anak-anak ini, dan yang paling penting, jangan pernah malu memiliki mereka. Banggalah dan bersyukurlah,” imbuhnya.


Sebagai informasi, saat ini SKB Kota Pekalongan memiliki peserta didik sekitar 300 anak. Kegiatan pelatihan Shibori ini menjadi salah satu langkah SKB Kota Pekalongan dalam memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan, bermakna, serta mendukung perkembangan anak-anak secara holistik. Dengan keterlibatan berbagai pihak, SKB terus berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas bagi seluruh peserta didiknya. (Nan/Cecep)