Teknologi Tepat Guna, SMKN Karangjaya Kembangkan Alat Mitigasi Bencana Longsor

Teknologi Tepat Guna, SMKN Karangjaya Kembangkan Alat Mitigasi Bencana Longsor

Tasikmalaya, Ditjen Vokasi – Dalam upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mengurangi risiko bencana, SMKN Karangjaya, Tasikmalaya, Jawa Barat mengembangkan alat mitigasi bencana longsor. 


Karangjaya merupakan salah satu daerah yang rawan terhadap bencana longsor, terutama saat musim hujan berlangsung. Melihat kondisi ini, SMKN Karangjaya melalui Konsentrasi Keahlian Teknik Mekatronika, pun mengambil langkah proaktif dengan mengembangkan alat yang dapat membantu mendeteksi dan mengurangi risiko bencana tersebut. 


Kepala SMKN Karangjaya, Rahmat, menuturkan bahwa projek ini dimulai dengan penelitian mendalam oleh para siswa tentang penyebab dan tanda-tanda awal terjadinya longsor. Setelah memahami konsep dasar, mereka merancang prototipe alat mitigasi dengan bimbingan dari guru-guru dan ahli teknologi. Setelah beberapa kali uji coba dan penyempurnaan, prototipe tersebut berhasil menunjukkan hasil yang memuaskan dalam mendeteksi kondisi yang berpotensi menyebabkan longsor.


Alat mitigasi bencana longsor yang dikembangkan oleh siswa-siswa SMKN Karangjaya menggunakan kombinasi sensor dan teknologi internet of things (IoT). Fitur-fitur yang dimiliki oleh alat ini berfungsi untuk mendeteksi perubahan kadar air dalam tanah. Perubahan kadar air dalam tanah ini merupakan indikator penting untuk mendeteksi potensi terjadinya tanah longsor.  


Alat ini juga dilengkapi dengan sensor getaran atau pergerakan tanah yang tidak normal yang sering kali mendahului terjadinya longsor. Hasil sensor ini akan dikirimkan secara real-time ke pusat pemantauan menggunakan teknologi IoT. Dengan laporan tersebut, memungkinkan pemantauan yang berkelanjutan dan respons cepat jika terdapat tanda-tanda bahaya. 


Dedi Fitra Ghifari, siswa Konsentrasi Keahlian Teknik Mekatronika SMKN Karangjaya, menyampaikan bahwa alat mitigasi bencana longsor ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan pihak terkait. Dengan adanya sistem deteksi dini, warga dapat diberikan peringatan sebelum bencana terjadi, sehingga mereka memiliki waktu untuk evakuasi dan mengambil langkah-langkah pencegahan lainnya. 


“Alat ini dapat membantu pihak berwenang dalam merencanakan dan mengambil tindakan mitigasi yang lebih efektif. Kami berharap bahwa pengembangan alat ini akan mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait, sehingga manfaatnya bisa lebih luas lagi,” ucap Ghifari. (Aya/Cecep)