SMKN 1 Kokap : Pusat Keunggulan yang Kian ‘Menyenangkan’

SMKN 1 Kokap : Pusat Keunggulan yang Kian ‘Menyenangkan’

Kulonprogo, Ditjen Diksi – Meski terbilang baru berdiri sejak 2010 lalu, namun SMKN 1 Kokap kini telah menjadi SMK Pusat Keunggulan (PK) yang menjadi salah satu program strategis Ditjen Pendidikan Vokasi Kemdikbudristek. Berbasis awal jurusan kriya kayu dan tekstil, serta desain komunikasi visual, kini SMK yang terletak di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, telah berkembang hingga memiliki kompetensi lain, yakni akuntansi dan perhotelan.

“Saat ini SMKN 1 Kokap menyelenggarakan 15 rombel (rombongan belajar) dengan jumlah siswa 449,” ujar Kepala SMKN 1 Kokap Caecilia Luppi Satesti.

Menyandang SMK COE sejak 2020, sekolah pun kini telah memiliki edutel berkonsep resor sebagai rencana pengembangan sekolah. “Dari yang sebelumnya sebatas magang, kerja sama kami dengan industri kini setelah menyandang COE dan PK harus meliputi ‘link and match’ dengan paket 8+i,” terang Caecilia.

Caecilia menambahkan, paket i bukanlah berbentuk beasiswa, melainkan bentuk lain, semisal bantuan peralatan untuk penyelenggaraan ujian. Selain itu, mindset pengajar maupun siswa kini juga lebih terbuka. “Terlebih, dengan diadakannya program re-skilling dan up-skilling bagi guru. Kami juga mengikutkan diklat asesor bagi guru,” jelasnya.

Alhasil, tutur Caecilia, program SMK PK betul-betul telah “mengubah” SMKN 1 Kokap. Terlebih, turut mengubah karakter para siswa daerah Kulonprogo yang lebih banyak berasal dari wilayah perbukitan yang dikenal kurang percaya diri. “Kurikulum Merdeka Belajar juga lebih memberikan peran kepada siswa hingga percaya diri mereka muncul serta menyelenggarakan kegiatan,” ujarnya.

Sekolah kini menjadi menyenangkan ini pun diamini oleh salah satu murid SMKN 1 Kokap, Bunga. Menurut siswi kelas 12 jurusan perhotelan ini, perubahan drastis menjadi menyenangkan setelah sekolah menyandang sebagai SMK COE. “Mata pelajaran menjadi mudah diserap, praktik lebih banyak dan menyenangkan. Dengan adanya teaching factory, kami dibuat kelompok untuk melakukan berbagai kegiatan hingga kewirausahaan,” jelasnya.

Adapun untuk menularkan SMK PK kepada sekolah lainnya, Cecilia mengaku pihaknya melakukan “saling belajar”. Hingga pada akhirnya, “SMKN 1 Kokap akan menjadi pusat belajar dan pengembangan hospitality. Selain itu, kami juga ingin mengembangkan kompetensi yang lain, misalnya barista, yang peralatannya akan dibantu oleh pihak lain,” terangnya.

Ditambah lain, sekolah juga memiliki program kewirausahaan yang membuat siswa yang “kurang” dalam sisi akademik menjadi bersemangat karena memiliki potensi non-akademik yang baik. “Yang jelas, pembelajaran kami telah berbasis pada pembuatan produk dengan teaching factory,” tutur Cecilia.

Cecilia berharap, ke depan SMKN 1 Kokap akan menjadi pusat pengembangan bagi siswa maupun gurunya. “Kami juga berencana melibatkan masyarakat sekitar, semisal melalui pelatihan barista ataupun batik. Kami juga memiliki acara tahunan yang melibatkan SMP-SMP untuk mengenalkan SMK,” jelasnya. (Diksi/AP/NA)