SMKN 1 Jagebob: Lentera dari Tanah Papua
Merauke, Ditjen Vokasi - Pendidikan vokasi kini kian menjadi lentera bagi masyarakat, tak terkecuali SMKN 1 Jagebob. Sekolah kejuruan yang terletak di Distrik Jagebob, Kabupaten Merauke, Papua Selatan ini telah membantu masyarakat sekitar untuk meningkatkan perekonomian melalui peternakan dan pertanian.
Sekolah yang membutuhkan waktu tempuh 2,5 jam dari pusat kota tersebut memiliki lahan seluas 40 hektare, di mana 3 hektare bagiannya sudah dibuka dan mulai diberdayakan. Tentu saja, hal itu membuat SMKN 1 Jagebob memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pusat pembelajaran serta pengembangan bidang pertanian dan peternakan yang dapat menginspirasi dan memberikan imbas baik bagi masyarakat sekitar.
Kepala SMKN 1 Jagebob, Serilus Weubun, mengatakan bahwa pihaknya akan mengembangkan agrowisata dengan mengenalkan beragam tanaman pangan, terutama buah-buahan kepada masyarakat.
“Dengan begitu, masyarakat juga dapat belajar untuk bisa menanamnya. Tentunya, hal itu juga didasari dari permintaan buah-buahan di Merauke yang terbilang cukup tinggi. Sayangnya, masyarakat belum terbiasa untuk menanam,” tutur Serilus.
Guna menyesuaikan dengan segala potensi ekonomi yang ada di masyarakat melalui pengembangan narasi lokal yang ada, SMKN 1 Jagebob membuka Jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) serta Jurusan Ternak Ruminansia. Jurusan tersebut membekali siswa dengan kompetensi di bidang pertanian dan peternakan. Di samping itu, selain ternak sapi, sekolah juga memberikan kompetensi memelihara ayam ternak potong kepada siswa karena pangsa pasar yang terbuka.
Serilus menambahkan, ternak ayam pedaging tersebut dilakukan di belakang sekolah. Pihak sekolah membuat bangunan dengan dinding yang dikombinasi kawat besi disertai penyebaran serbuk gergaji pada lantai untuk menempatkan anak-anak ayam. Bahkan, pada satu kali periode, siswa SMKN 1 Jagebob mampu memelihara 200 ekor anak ayam hingga siap dijual.
“Untuk praktik unggas dengan memelihara ayam ini lebih gampang bagi siswa. Selain itu, permintaan pasar juga tinggi sehingga siswa ada yang mulai mempraktikkan memelihara ayam pedaging ini di rumah,” imbuh Serilus.
Inspirasi pembelajaran tersebut menarik perhatian masyarakat sekitar yang turut terimbas baik. Masyarakat di wilayah Jagebob yang awalnya tidak mengenal pemeliharaan ayam pedaging, akhirnya mulai melirik usaha tersebut dengan beternak di rumah. Selain ternak ayam, SMKN 1 Jagebob juga mengupayakan untuk memproduksi pakan ternak sapi guna proses penggemukan sebelum dijual. Pasalnya, sejauh ini masyarakat masih menggunakan cara tradisional untuk ternak penggemukan sapi.
“Ada potensi untuk mengenalkan pakan ternak yang bisa lebih memaksimalkan penggemukan sapi. Alatnya sudah ada, tetapi belum dioptimalkan. Pelan-pelan kami mengenalkan cara beternak yang lebih efisien,” tandas Serilus. (Diksi/Tan/AP)