Siswa SMKN Campaka Kembangkan Alat Pengubah Sampah Plastik menjadi Bahan Bakar
Purwakarta, Ditjen Vokasi – Sekelompok siswa SMKN Campaka, Purwakarta, Jawa Barat berhasil mengembangkan inovasi teknologi tepat guna berupa alat pengubah sampah plastik menjadi bahan bakar.
Teknologi tepat guna ini dikembangkan sebagai jawaban untuk membantu mengatasi permasalahan sampah yang selama ini belum terselesaikan. Inovasi ini tidak hanya menawarkan solusi untuk masalah limbah plastik yang semakin mengkhawatirkan, tetapi juga memberikan alternatif energi yang lebih ramah lingkungan.
Alat ini dikembangkan dengan menggunakan metode pirolisis. Metode pirolisis ialah proses dekomposisi bahan plastik pada suhu tinggi tanpa kehadiran oksigen. Melalui metode ini, sampah plastik diubah menjadi bahan bakar cair yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif.
Teknologi tersebut dikembangkan oleh empat siswa SMKN Campaka, yakni Arya Saputra, Abdul Azis, Anisa, dan Siti Fatimah Zahra. Kepala SMKN Campaka, Trinarti Ekajati, menyampaikan apresiasinya atas inovasi yang dikembangkan oleh peserta didiknya. Ekajati menuturkan bahwa alat ini dirancang dengan memanfaatkan limbah plastik yang melimpah di lingkungan sekitar. Dengan inovasi tersebut, diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah yang mencemari lingkungan.
“Ini merupakan bukti nyata bahwa pembelajaran tidak hanya berfokus pada teori saja, tetapi juga pada aplikasi praktis yang bermanfaat bagi masyarakat,” ucap Ekajati.
Tentunya untuk menghasilkan teknologi tersebut, para siswa tidak bekerja sendiri. Mereka dibimbing oleh guru-guru dan beberapa ahli teknologi untuk menyempurnakan alat mereka. Untuk memastikan alat tersebut bekerja secara efisien, para siswa melakukan simulasi uji coba secara berkala.
Menurut Arya, inovasi ini memiliki beberapa manfaat signifikan. Pertama, alat ini membantu mengurangi jumlah sampah plastik yang mencemari lingkungan. Kedua, alat ini menghasilkan bahan bakar yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan, sehingga mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Ketiga, alat ini juga memiliki potensi untuk diterapkan di berbagai tempat, terutama di daerah yang memiliki masalah dengan sampah plastik.
“Projek ini menjadi sarana pembelajaran yang sangat berharga bagi kami. Mereka tidak hanya belajar tentang teknologi dan proses kimia, tetapi juga mengembangkan keterampilan dalam inovasi dan pemecahan masalah,” ucap Arya.
Dukungan dari berbagai pihak sangat diharapkan agar inovasi dari siswa SMKN Campaka dapat memberikan berkembang dengan baik dan diterima di pasaran. (Aya/Cecep)