Siswa SMKN 2 Koba Olah Biji Ketapang jadi Minyak Kesehatan
Bangka Tengah, Ditjen Vokasi – Pernah tidak ketika kalian sedang berada di ruang terbuka melihat banyak biji ketapang berserakan di jalan. Keberadaannya yang hanya dibiarkan saja malah memberikan dampak buruk untuk lingkungan.
Biji ketapang yang telah jatuh ke tanah lambat laun akan mengalami pembusukan yang tentunya bau dari biji ketapang yang busuk ini akan mengganggu indra penciuman. Kecamatan Koba, Bangka Belitung merupakan salah satu daerah yang memiliki jumlah pohon ketapang cukup banyak.
Setiap harinya diperkirakan ada 9 ton biji ketapang yang jatuh berserakan. Belum adanya pengelolaan yang tepat terhadap limbah biji ketapang menyebabkan masalah baru untuk lingkungan. Oleh karena itu, Arifan Isman Hatan dan Intan Permata Sari, siswa SMKN 2 Koba, Bangka Belitung yang tergabung dalam kelompok penelitian pun melakukan penelitian terhadap biji ketapang. Berdasarkan penelitiannya, biji ketapang mengandung zat yang baik untuk kesehatan.
Berakar dari masalah inilah, kedua siswa SMKN 2 Koba ini pun mencoba membuat inovasi baru dengan mengolah biji ketapang menjadi produk baru yang bermanfaat. Setelah mengetahui kandungannya, Arifan dan Intan pun mengolah biji tersebut menjadi minyak kesehatan untuk tubuh. Minyak herbal yang diberi merek “Minyak Acak Bangka” ini merupakan produk kesehatan yang ditujukan untuk bayi atau anak-anak.
Terdapat beberapa tahap untuk membuat produk ini. Prosesnya dimulai dengan menghaluskan biji ketapang untuk mengambil ekstrak minyaknya. Setelah ekstrak minyaknya didapatkan baru kemudian dicampur dengan VCO dan difermentasi selama tiga minggu. Pasca melewati proses fermentasi, Minyak Acak Bangka pun siap digunakan.
Arifan dan Intan tidak hanya membuat varian originalnya saja tetapi mereka juga membuat varian yang ditambah dengan ekstraksi buah, bunga, akar, dan kulit kayu.
“Dua variasi ini dibuat sesuai gender. Variasi yang original diperuntukkan untuk laki-laki dan yang variasi ekstraksi buah ini untuk perempuan,” ucap Arifan.
Minyak Acak Bangka ini telah digunakan oleh masyarakat umum di Bangka Belitung.
“Bahan-bahan yang digunakan semuanya alami. Saat ini kita sedang mengajukan BPOM agar penjualannya bisa lebih luas. Apabila penjualannya luas maka jumlah limbah biji ketapang yang berserakan akan berkurang dan bisa menambah nilai jual biji ketapang,” ucap Intan. (Aya/Cecep)