Sinergi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam Membangun SMK yang Berkelanjutan
Jakarta, Ditjen Vokasi - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi terus berupaya dan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan guna menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing. Salah satunya adalah melalui peningkatan kualitas layanan pendidikan berkelanjutan pada jenjang SMK.
Selaras dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi, berbagai program telah dicanangkan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan SMK, seperti program prioritas Merdeka Belajar Episode ke-8: SMK Pusat Keunggulan dan program lain seperti program Sertifikasi Kompetensi, Projek Kreatif dan Kewirausahaan, Pembelajaran SMK Berbasis Industri, Teaching Factory (Tefa), dan berbagai program Peningkatan Kualitas Pembelajaran lainnya. Program-program tersebut bertujuan untuk menyiapkan siswa SMK agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan industri saat ini.
Dalam kegiatan Rapat Koordinasi Pelaksanaan Program Pengembangan SMK Tahun 2024 yang dilaksanakan oleh Direktorat SMK pada Rabu (7-8-2024), Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, menyampaikan bahwa sekolah yang dicita-citakan adalah sekolah yang mampu memberikan pendidikan berkualitas, relevan dengan kebutuhan pasar kerja, serta mampu menyiapkan lulusan yang siap bersaing di dunia kerja. Koordinasi antara sekolah, industri, pemerintah, dan masyarakat sangatlah penting dalam mengimplementasikan program ini untuk mencapai SMK yang dicita-citakan.
“Saya berharap agar setiap pemangku kepentingan dapat bekerja sama dalam memajukan pendidikan vokasi. Dengan kerja sama dan komitmen bersama, saya yakin kita dapat menyiapkan lulusan SMK yang unggul dan mampu bersaing di pasar kerja global,” ucap Tatang.
Tatang juga menekankan bahwa untuk membentuk karakter siswa yang unggul dibutuhkan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Oleh karena itu, Kemendikbudristek membuat siklus peningkatan layanan secara berkelanjutan, dimulai dari identifikasi, refleksi, benahi perencanaan, dan benahi implementasi.
“Kami mengajak seluruh kepala dinas pendidikan dan para pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif sehingga tujuan ini dapat tercapai,” terang Tatang.
Sementara itu, Direktur Sekolah Menengah Kejuruan, Muhammad Yusro, menyampaikan bahwa setiap SMK memiliki perjalanan yang beragam. Kompetensi dan karakter harus dibangun secara berkesinambungan. Peningkatan kualitas layanan pendidikan yang berkelanjutan adalah upaya untuk mewujudkan hak setiap siswa untuk memiliki kompetensi keahlian dan karakter yang diperlukan di dunia kerja yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila, serta menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Untuk mencapai hal tersebut dan meningkatkan kebekerjaan lulusan, terdapat 4 (empat) hal yang harus dimiliki setiap SMK. Pertama, pembelajaran berbasis dunia kerja yang berpusat pada murid. Kedua, pendidik reflektif, gemar belajar, berbagi, dan berkolaborasi. Ketiga, iklim sekolah yang aman, inklusif, menerapkan budaya kerja, dan merayakan kebinekaan. Keempat, kepemimpinan berjiwa wirausaha untuk perbaikan layanan berkelanjutan.
Pada kesempatan tersebut, Direktur SMK juga mengajak Pemerintah Daerah untuk dapat mengawal dan mendampingi SMK dalam pengisian Data Pokok Pendidikan (Dapodik), baik dari sisi keterisian sarana dan prasarana, peserta didik, guru dan entitas data lainnya sebagai upaya agar sekolah, pemerintah daerah dan pemerintah pusat serta pemangku kepentingan lainnya dapat membuat perencanaan dan refleksi pelaksanaan yang baik berdasarkan data sehingga berdampak pada peningkatan kualitas layanan bagi masyarakat utamanya peserta didik di SMK.
“Berdasarkan data Dapodik per tanggal 6 Agustus 2024, jumlah SMK yang sudah mengirimkan update data Dapodik sebanyak 10.429 SMK atau baru sebesar 72% dari total populasi SMK dan ini masih perlu didorong kembali,” imbuhnya.
“Fokus kita bukan pada kecepatan perubahan, melainkan pada komitmen bersama untuk terus bergerak maju, demi memastikan pendidikan terbaik bagi setiap anak. Terima kasih sudah turut mengambil peran dalam perjalanan ini,” tutur Yusro. (Aya/Cecep)