Siapkan SDM Unggul di Industri Maritim, BPPMPV KPTK Gelar Pelatihan Budi Daya Udang Vaname dan Surimi

Siapkan SDM Unggul di Industri Maritim, BPPMPV KPTK Gelar Pelatihan Budi Daya Udang Vaname dan Surimi

Jember, Ditjen Vokasi - Kualitas pendidikan Indonesia salah satunya ditentukan oleh mutu guru sebagai pengajar yang akan berinteraksi langsung dengan peserta didik. Oleh karena itu, guru yang kompeten dan berkualitas menjadi salah satu hal yang fundamental dalam menentukan kualitas lulusannya, utamanya lulusan SMK. 


Guna melahirkan guru yang berkualitas maka upskiling dan reskilling melalui kegiatan pelatihan dan magang guru perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan mengajar dan kompetensi para guru. Bekerja sama dengan SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Kelautan, Perikanan, Teknologi Informasi, dan Komunikasi (BPPMPV KPTK) menggelar kegiatan pelatihan dan magang bagi guru di bidang perikanan dan kelautan se-Indonesia. Istimewanya, kegiatan pelatihan dan magang guru ini dilakukan di tambak udang vaname yang merupakan salah satu teaching factory (Tefa) milik SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Jember, Jawa Timur. 


Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BPPMPV KPTK, Lismanto, mengatakan bahwa pemilihan SMK Perikanan dan Kelautan Puger karena sekolah ini merupakan salah satu SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan tahun 2022 yang dinilai berhasil mengembangkan Tefa budi daya udang vaname. 


“Meskipun masih baru, Tefa budi daya udang vaname di SMK Perikanan dan Kelautan Puger ini telah terbukti berhasil. Tambak udang vaname ini sudah menghasilkan 8,6 ton udang vaname kualitas ekspor dan sudah diekspor ke berbagai negara,” kata Lismanto. 


Selain itu, penunjukan SMK Perikanan dan Kelautan Puger juga karena SMK tersebut juga memiliki mitra industri, yakni PT Istana Cipta Sembada. Mitra industri ini tidak hanya membantu meningkatkan kompetensi guru dan siswa melalui transfer ilmu pengetahuan bidang tambak udang vaname saja, tetapi juga membantu ekspor udang vaname tersebut. Dengan demikian, para peserta pelatihan ini dapat mempelajari dan meningkatkan kompetensi tentang budi daya udang vaname mulai dari hulu hingga ke hilir. 


“Guru semangat sekali selama pelatihan dan magang ini sehingga diharapkan semangat dan ilmu inilah yang dapat ditularkan ke siswa,” kata Lismanto. 


Kegiatan pelatihan dan magang ini terbagi dalam dua tema pelatihan, yakni pelatihan dan magang budi daya udang vaname dan pelatihan serta magang untuk pengolahan surimi. Masing-masing pelatihan diikuti oleh 24 orang guru dari sejumlah SMK, di antaranya dari Papua, Gorontalo, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, dan sebagainya. Sebelumnya, para guru ini telah terlebih dahulu mengikuti kelas teori yang dilakukan secara daring. 


Tema budi daya udang vaname dipilih karena budi daya udang vaname  sedang menjadi tren di industri budi daya. Budi daya udang vaname ini juga memiliki peluang yang sangat besar untuk berkembang di Indonesia.


Oleh karena itu, diharapkan melalui pelatihan ini, para peserta bisa menguasai kompetensi di bidang budi daya udang vaname. Dengan demikian, para guru ini dapat melahirkan lulusan SMK bidang perikanan dan kelautan yang bisa berkiprah dan mengambil peluang dalam industri budi daya udang vaname tersebut. 




“Produksi udang vaname dunia diprediksi turun akibat pemanasan global dan Indonesia diharapkan bisa mengambil kesempatan ini sebagai pemasok udang vaname untuk konsumsi global,” kata Lismanto. 


Untuk menjadi pemasok utama udang vaname maka produksi udang vaname tentu harus ditingkatan. Hal tersebut tentu saja akan berdampak pada kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten untuk mengisi tambak-tambak udang vaname, atau bahkan menjadi wirausaha budi daya udang vaname.


Selain pelatihan budi daya udang vaname, BPPMPV KPTK juga menyelenggarakan pelatihan surimi, yakni produk olahan hasil perikanan setengah jadi, di mana bahan bakunya berupa daging ikan lumat beku. Surimi biasanya dibuat dari ikan laut berdaging putih dan digunakan sebagai bahan awal pembuatan aneka produk olahan ikan (fish jelly product), seperti sosis, otak-otak, nuget, kamaboko, suji, chikuwa, ekado, lobster/udang/kepiting imitasi, dan lainnya. 


“Kalau untuk surimi, kegiatan magangnya tidak di SMK Perikanan dan Kelautan Puger, tetapi ada di industri di Depok, Jawa Barat,” ujar Lismanto.




Sementara itu, Kepala SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Kuntjoro Basuki, mengaku sangat senang sekolahnya bisa terpilih menjadi tempat untuk menyelenggarakan kegiatan pelatihan. Menurut Kuntjoro, Tefa budi daya udang vaname milik SMK Perikanan dan Kelautan Puger memang telah dilengkapi dengan banyak fasilitas yang mendukung untuk kegiatan pelatihan maupun magang, baik oleh para guru maupun masyarakat umum yang ingin belajar tentang bagaimana budidaya udang vaname secara milenial.


“Kapasitas dan kompetensi guru-guru kelautan dan perikanan itu diharapkan dapat meningkat dengan pelatihan dan magang ini serta dapat menjadikan siswa-siswi berkualitas,” kata Kuntjoro. 


Lebih lanjut, Kuntjoro menjelaskan bahwa pelatihan tersebut juga merupakan upaya membangun SDM kemaritiman menuju kedaulatan maritim Indonesia. Kegiatan pelatihan ini sendiri sudah berlangsung sejak 2 Mei lalu dan akan berakhir pada 13 Mei mendatang. 


Sebagai informasi, Tefa tambak udang vaname SMK Perikanan dan Kelautan Puger merupakan Tefa yang dibangun melalui Program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukung 2022. Tefa tambak udang vaname ini terletak di Dusun Jeni, Desa Kepanjen, Kecamatan Gumukmas, Jember, Jawa Timur. Nilai investasi tambak ini mencapai Rp3,5 miliar yang berasal dari pemadanan industri dan juga pemerintah. (Nan/Cecep)