Siap Kerja di Industri, SMK PPN Tanjungsari Persiapkan Murid dengan Kompetensi Kopi Dari Hulu Ke Hilir
Sumedang, Ditjen Vokasi - SMK Pertanian Pembangunan Negeri (PPN) Tanjungsari, Sumedang, Jawa Barat terus berinovasi dalam mempersiapkan lulusannya untuk siap terjun ke dunia kerja. Salah satu upaya yang dilakukan sejak program keahlian Agribisnis Tanaman Pertanian (ATP) terbentuk adalah dengan memperkenalkan program kompetensi kopi dari hulu ke hilir.
Sebagai satuan pendidikan vokasi, SMK PPN Tanjungsari memberikan pengetahuan dan keterampilan mendalam kepada murid tentang seluruh rantai produksi kopi, mulai dari budi daya hingga penyajian.
Kepala SMK PPN Tanjungsari, Lilis Mulyati, mengungkapkan bahwa SMK yang dibinanya ingin memberikan fasilitas materi yang lengkap terkait kopi kepada peserta didik.
“Dari dulu kami memang memiliki perkebunan kopi sekitar 2.500 meter persegi. Maka dari itu, kami pun mengunggulkan kopi dari hulu ke hilir,” ujar Lilis.
Menurut Lilis, dengan pengetahuan yang lengkap, murid program keahlian ATP dapat lebih siap kerja ke industri maupun nantinya berwirausaha. Dengan semangat Merdeka Belajar, Lilis pun menyampaikan bahwa program ini pun menjadi ajang murid untuk mengasah kemampuannya di industri kopi sesuai dengan minat dan bakat.
Lilis menjelaskan, “Ada yang senang dengan teknik budidaya kopi, maka kami persiapkan mereka untuk nantinya PKL di perkebunan. Tetapi ada juga yang senang penyajian kopi, maka kami pun memiliki industri cafe yang bekerja sama dengan kami.”
Miliki Tefa Perkebunan dan Cafe di Sekolah
SMK yang terletak di 800 mdpl tersebut pun sangat memungkinkan untuk budi daya kopi. SMK pun mengembangkan teaching factory (Tefa) alam menunjang aktivitas pembelajaran di bagian hulu sampai hilir. Sebagai contoh, jika di hulu, murid melakukan pembibitan pemilihan bibit unggul, teknik penanaman, pemeliharaan tanaman, hingga pemanenan.
Dadang Arief Hidayat, selaku guru program keahlian ATP, menjelaskan bahwa perkebunan miliki SMK PPN Tanjungsari didominasi dengan kopi jenis arabika. Akan tetapi, di terdapat juga kopi jenis robusta dan ekselsa yang ditanam oleh murid.
“Dalam setahun kami panen dua sampai tiga kali. Biji kopi pun yang sudah di-roasting maupun tidak kami jual ke berbagai industri dan wirausaha,” ungkap Arief.
Berdasarkan penjelasan Arief, ia biasanya SMK melakukan panen raya di bulan Agustus yang bisa menghasilkan sampai 2 kwintal. Sementara untuk panen di periode Januari dan September dapat menghasilkan 1 kwintal
Praktik tefa tersebut tentu saja bermanfaat bagi kompetensi murid maupun alumni. Andri Andriyansyah selaku alumnus SMK PPN Tanjungsari 2023 sudah bekerja di kafe ternama di Sumedang yaitu Toleransi Kopi bahkan sebelum pembagian ijazah. Pemuda 20 tahun tersebut menyebutkan bahwa ia sangat ingin berkarier di industri kopi dan memilih SMK untuk meningkatkan kompetensinya.
“Di SMK, saya tidak hanya praktik di kebun, tetapi juga praktik roasting dan penyajian kopi dengan berbagai teknik. Jadi, saya tahu bagaimana kopi dari hulu ke hilir,” jelas Andri.
Lebih lanjut, Andri menjelaskan bahwa SMK PPN memiliki fasilitas mesin roasting dan juga Tefa berbentuk cafe Bojongseungit yang menyajikan americano, kopi susu aren, dan juga latte. Sebagai pemuda yang menyenangi praktik, ia pun berkesempatan untuk bertanggung jawab di cafe Bojongseungit.
“Dari kelas XI saya ikut Tefa dan menyajikan kopi bagi yang memesan. Sampai akhirnya waktu itu PKL dan memilih untuk menjadi barista,” ujar Andri.
Menurut Andri, bekal selama SMK sangat membantunya di dunia kerja. Masih memiliki banyak mimpi, Andri pun bercita-cita memiliki usaha kopi dan mengelola perkebunan kopi. (Zia/Cecep)