Selamat Hari Kebaya Nasional, Ini Peran Kursus Menjahit dalam Pelestarian Kebaya

Selamat Hari Kebaya Nasional, Ini Peran Kursus Menjahit dalam Pelestarian Kebaya

Tulungagung, Ditjen Vokasi - Kebaya merupakan salah satu identitas budaya bangsa Indonesia. Pendidikan vokasi melalui kursus dan pelatihan bidang tata busana/menjahit juga turut mendukung pelestarian kebaya. Lembaga kursus dan pelatihan (LKP) yang konsisten melestarikan kebaya melalui pembelajaran adalah LKP Ayu Busono, Tulungagung, Jawa Timur.


Ernarini Indraswati selaku Pendiri dan Pemimpin LKP Ayu Busono menjelaskan bahwa di tengah arus modernisasi, kebaya menghadapi tantangan untuk tetap eksis di generasi muda. Salah satunya cara dalam menghadapi tantangan tersebut adalah dengan kursus. Melalui kursus menjahit, peserta didik tidak hanya belajar teknik dasar menjahit, tetapi juga mendapatkan pemahaman mendalam tentang sejarah, makna, dan nilai-nilai yang terkandung dalam kebaya. 


“Kursus menjahit berperan besar dalam pelestarian kebaya. Dengan penguasaan keterampilan di bidang busana, LKP sebagai satuan pendidikan vokasi mempersiapkan tenaga profesional dalam membuat kebaya,” ungkap Ernarini.


Lebih lanjut, Ernarini pun mengungkapkan agar menjadikan jahit kebaya sebagai materi unggulan dan keharusan untuk diselipkan pada kurikulum di setiap LKP Tata Busana. Dengan begitu pemakaian kebaya bukan lagi dianggap kuno, tapi menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari.


“Di LKP biasanya juga diajarkan berbagai macam pola kebaya, seperti kutubaru, kebaya kartini, bahkan modern,” ujar Ernarini. 


Pengenalan pola-pola kebaya tersebut pun dapat meningkatkan kreativitas peserta didik. Peserta kursus diajarkan berbagai teknik menjahit, bordir, dan aplikasi hiasan yang kompleks selama proses membuat kebaya sehingga mereka dapat berkreasi tanpa mengurangi nilai-nilai tradisional kebaya. 


Tak hanya itu, peran kursus menjahit pun tercermin dari adanya meningkatkan hidup alumninya. Alumni kursus yang telah menguasai keterampilan menjahit kebaya dapat mendirikan bisnis mereka sendiri atau bekerja sebagai penjahit profesional. Selain meningkatkan kualitas hidup mereka, hal ini juga membantu mempromosikan kebaya sebagai produk budaya yang menguntungkan secara finansial. 


Ernarini menjelaskan, “Kami sisipkan juga materi tentang kewirausahaan bagaimana membuka rintisan usaha, terutama melalui program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW).”


Program PKW merupakan merupakan program prioritas Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menghadirkan wirausaha muda di berbagai bidang keterampilan. (Zia/Cecep)