Sekolah Vokasi UGM Perkenalkan Alat Pendeteksi Keretakan Kampas Rem di Hannover Messe 2023
Yogyakarta, Ditjen Vokasi - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi menjadi salah satu co-exhibitors di ajang Hannover Messe 2023 yang akan berlangsung pekan depan. Salah satu produk inovasi dari satuan pendidikan vokasi yang ditampilkan dalam pameran tersebut adalah alat pendeteksi keretakan kampas rem berbasis kecerdasan buatan hasil inovasi Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM).
Alat pendeteksi keretakan kampas rem berbasis kecerdasan buatan tersebut merupakan hasil kolaborasi antara dosen Teknik Mesin Sekolah Vokasi UGM (Agustinus Winarno), mahasiswa, dan mitra industri. Keberhasilan pengembangan alat pendeteksi yang sangat berdampak besar pada industri kampas rem ini tidak lepas dari praktik baik program Merdeka Belajar.
“Merdeka Belajar telah membawa perubahan besar. Utamanya dalam hal kerja sama yang semakin lebih mudah dan terbuka dengan mitra industri. Salah satunya adalah kerja sama dalam pengembangan alat ini,” kata Agustinus.
Ide pengembangan alat pendeteksi keretakan kampas rem ini bermula dari kebutuhan industri akan teknologi untuk mendeteksi keretakan kampas rem yang lebih efisien dan efektif. Selama ini metode pengujian keretakan bahan kampas rem masih dilakukan secara manual dengan mengandalkan pendengaran manusia.
“Kami kemudian berkolaborasi dengan PT Akebono Brake Astra Indonesia (PT AAIJ) untuk mengembangkan alat yang dapat mendeteksi keretakan pada kampas rem yang sepenuhnya masih bergantung pada manusia,” kata Agustinus.
PT Akebono Brake Astra Indonesia sendiri merupakan perusahaan joint venture Indonesia-Jepang yang bergerak di bidang sistem pengereman (brake system). Perusahaan ini menguasai hampir 70 persen pasar produksi kampas rem di Indonesia dan 1,7 persen pasar internasional.
“Tapi untuk pengujian kampas remnya masih menggunakan cara manual,” Agustinus menambahkan.
Pengembangan alat untuk mendeteksi keretakan kampas rem berbasis kecerdasan buatan ini dimulai dengan membuat video slow motion dari gerakan tangan memukul bahan kampas rem untuk mengetahui permasalahan dan prosesnya. Melalui program riset terapan dosen vokasi, kerja sama penelitian ini kemudian ditingkatkan untuk membuat ke mekanik dengan menirukan gerakan manusia hingga akhirnya dikembangkan dengan membuat purwarupa.
Secara umum, sistem pendeteksi keretakan kampas rem ini berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dengan metode acoustic recognition. Dengan menggunakan alat ini, kerusakan kampas rem berupa keretakan dapat dideteksi hanya dalam tempo kurang dari 8 detik. Sebelumnya, proses ini bisa memakan waktu yang cukup lama jika dikerjakan secara manual.
“Selain lebih cepat, hasil pemeriksaan kampas rem dengan teknologi ini juga lebih presisi sehingga produk lebih terjamin,” ujar Agustinus yang juga menjadi salah satu delegasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi di ajang Hannover Messe 2023.
Produk inovasi yang melibatkan dosen, mahasiswa, dan industri ini akan bergabung dengan sejumlah produk inovasi unggulan dari satuan pendidikan vokasi lain, yakni Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia), Politeknik Negeri Batam, serta SMK Raden Umar Said (RUS) Kudus yang juga akan tampil di ajang yang sama.
Sementara itu, bagi Agustinus, keberangkatan tim dari Sekolah Vokasi UGM ini tidak hanya akan menyajikan produk inovasi yang sudah digunakan di industri, tetapi juga memberikan gambaran bahwa ekosistem pendidikan vokasi dan industri di Indonesia telah siap menerima investor.
“Alat pendeteksi keretakan kampas rem ini juga akan dibawa oleh mitra kami di Hannover Messe,” kata Agustinus. (Nan/Cecep Somantri)