Punya 4.100 SMK Bidang GIM, SMK Siap Dukung Industri Gim Nasional

Punya 4.100 SMK Bidang GIM, SMK Siap Dukung Industri Gim Nasional

Jakarta, Ditjen Vokasi - Pendidikan vokasi, khususnya jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK) memiliki peluang besar dalam mendukung perkembangan industri gim nasional. Dukungan Merdeka Belajar diyakini dapat mengoptimalkan potensi siswa untuk terjun dan berkontribusi pada industri gim Indonesia.  


Pelaksana tugas (Plt.) Direktur SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi, Wardani Sugiyanto, saat diskusi “Tantangan Industri Gim Nasional dan Potensi Satuan Pendidikan Vokasi dalam Mendukung Industri Gim Nasional” mengatakan bahwa saat ini ada 4.100 SMK dengan konsentrasi keahlian yang relevan dengan bidang gim. Selain itu, sedikitnya ada 500.000-an siswa yang memilih konsentrasi keahlian yang relevan dengan industri gim. Hal itu seperti bidang multimedia, rekayasa perangkat lunak, dan desain komunikasi visual. 


“Ke depan, hanya tinggal bagaimana kepala sekolah dan industri gim untuk memperkokoh kolaborasi yang link and match. Bagaimana  kurikulum sudah ada agar diperkaya dengan gim dan mereka siap terjun ke industri,” kata Wardani. 


Lebih lanjut, Wardani mengatakan bahwa dengan kebijakan Merdeka Belajar, pemerintah memberikan dukungan penuh dalam menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri. 


“Dengan pembelajaran terdiferensiasi, anak juga bisa dioptimalkan untuk mengembangkan minat siswa di industri gim,” kata Wardani. 


Plt. Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Liz Zeny Merry, mengatakan bahwa SMK menjadi mitra strategis untuk bisa menghadapi salah satu tantangan di industri gim, khususnya di bidang sumber daya manusia (SDM). 

“Karena SMK bisa melahirkan talenta-talenta yang bisa bekerja dan berkontribusi untuk industri gim nasional,” kata Liz Zeny. 

 

Liz juga menyambut baik kebijakan Merdeka Belajar yang dinilai dapat menyinergikan pendidikan vokasi dengan industri dan memperkecil kesenjangan antara lulusan vokasi dan kebutuhan industri. 


“Tapi perlu ada sistem monitoring talenta-talenta gim ini agar terbangun ekosistemnya,” tambah Liz Zeny.


Sementara itu, Adjie Maulana Ibrahim Hadi dari Anantarupa Studio mengatakan bahwa sebagai early adopter siswa SMK memiliki peluang besar untuk terjun dan berkontribusi pada industri gim nasional. Selain itu, adanya kompetensi-kompetensi keahlian yang semakin menjurus atau spesifik dalam pengembangan industri gim, seperti Rekayasa Perangkat Lunak, Animasi, dan sebagai membuat mereka akan lebih mudah untuk masuk ke industri gim.


Sebagai informasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional. Perpres ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem dan industri gim lokal di Indonesia. Hal ini mengingat, industri gim Indonesia menjadi salah satu subsektor ekonomi kreatif yang tergolong kuat, tumbuh pesat, dan memiliki potensi sangat besar. (Nan/Cecep)